Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak keluarnya SUTET Suralaya-Balaraja dari sistem ketenagalistrikan terhadap tegangan, thermal load, dan kestabilan pembangkit, serta merumuskan skenario kontingensi terburuk dan langkah mitigasinya. Data dikumpulkan melalui simulasi aplikasi Digsilent dengan base case ROB November 2023, dibandingkan dengan standar SPLN, Grid Code. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarnya SUTET Suralaya-Balaraja 1 tidak menyebabkan undervoltage atau overvoltage pada Bus baik itu sebelum ataupun setelah dilakukan mitigasi. Namun, thermal load pada sirkit paralel mencapai 102% dalam skenario N1-1 (padam Suralaya-Balaraja 1, trip Suralaya-Suralaya Sembilan Sepuluh 2), dan skenario N-1- 1 (padam Suralaya-Balaraja 1, trip Suralaya Sembilan Sepuluh-Cilegon Baru 2) dan pada skenario N-1-2 (padam Suralaya-Balaraja 1, trip Jawa7-Balaraja 1 dan 2) 103% pada sirkit SuralayaBalaraja 2. Kestabilan pembangkit pada semua skenario kontingensi menunjukkan rasio redaman yang buruk. Skenario kontingensi terburuk adalah N-1-2 (padam Suralaya-Balaraja 1, trip Jawa7- Balaraja 1 dan 2), dengan penurunan tegangan pada beberapa Bus tetapi tidak mengakibatkan undervoltage. Thermal load pada penghantar Suralaya-Balaraja 2 mencapai 103%, namun dapat diturunkan menjadi 95% dan 102% dengan mitigasi, dengan rasio redaman masing-masing sebesar 3,31% dan 3,77%.

This study aims to identify the impact of the Suralaya-Balaraja Extra High Voltage Transmission Line (SUTET) outage on the power system, specifically on voltage levels, thermal load, and generator stability, as well as to formulate the worst-case contingency scenarios and their mitigation strategies. Data were collected through simulations using the Digsilent application with the November 2023 ROB base case, compared against SPLN and Grid Code standards. The results show that the outage of SUTET Suralaya-Balaraja 1 does not cause undervoltage or overvoltage on the Bus, either before or after mitigation. However, the thermal load on the parallel circuit reaches 102% in the N-1-1 scenario (outage of Suralaya-Balaraja 1, trip of Suralaya-Suralaya Sembilan Sepuluh 2), and in the N-1-1 scenario (outage of Suralaya-Balaraja 1, trip of Suralaya Sembilan Sepuluh-Cilegon Baru 2) and in the N-1-2 scenario (outage of Suralaya-Balaraja 1, trip of Jawa7-Balaraja 1 and 2) reaches 103% on the Suralaya-Balaraja 2 circuit. The stability of the generators in all contingency scenarios shows poor damping ratios. The worst-case contingency scenario is N-1-2 (outage of Suralaya-Balaraja 1, trip of Jawa7- Balaraja 1 and 2), with voltage drops on several Buses but without causing undervoltage. The thermal load on the Suralaya-Balaraja 2 conductor reaches 103%, but can be reduced to 95% and 102% with mitigation, with damping ratios of 3.31% and 3.77%, respectively.