Ketidakseimbangan beban dalam sistem distribusi listrik terjadi ketika beban yang terhubung ke berbagai fasa tidak merata. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan tegangan dan muncullah arus pada netral trafo sehingga mempengaruhi kinerja serta efisiensi sistem secara keseluruhan. Gardu SKB disuplai oleh transformator dengan kapasitas 160 kVA yang memberikan daya ke 3 jalur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persentase ketidakseimbangan beban sebelum dan sesudah penyeimbangan, serta pengaruhnya terhadap kerugian arus netral. Ketidakseimbangan yang terjadi pada gardu SKB di lapangan disimulasikan dengan menggunakan software ETAP 16.00. Dari hasil penelitian sebelum dilakukan penyeimbangan didapatkan presentase ketidakseimbangan beban pada jurusan A sebesar 36,3%, jurusan B sebesar 12,3% dan jurusan C sebesar 14,7%. Sesuai dengan SPLN No. 017 Tahun 2014, beban yang memiliki ketidakseimbangan lebih dari 25% harus diperbaiki. Setelah dilakukan penyeimbangan dengan metode pecah beban sehingga presentase ketidakseimbangan menjadi menurun pada jurusan A sebesar 3,3%, jurusan B sebesar 6,2% dan jurusan C sebesar 6,2%. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut, terjadi kerugian akibat arus netral di mana sebelum dilakukan penyeimbangan, kerugiannya mencapai 5,4 %, sedangkan setelah dilakukan penyeimbangan hanya 0,5%. Untuk hasil simulasi ETAP 16.00 mendapatkan hasil ketidakseimbangan beban dengan hasil pengukuran tidak terlalu jauh berbeda.

Load imbalance in an electrical distribution system occurs when the loads connected to various phases are uneven. This can cause voltage differences and currents to appear in the neutral of the transformer, thus affecting the overall performance and efficiency of the system. The SKB substation is supplied by a transformer with a capacity of 160 kVA which provides power to 3 lines. This research aims to analyze the percentage of load imbalance before and after balancing, and its effect on neutral current losses. The imbalance that occurs at the SKB substation in the field is simulated using ETAP 16.00 software. From the research results before balancing was carried out, it was found that the percentage of load imbalance in feeder A was 36.3%, feeder B was 12.3% and feeder C was 14.7%. In accordance with SPLN No. 017 of 2014, loads that have an imbalance of more than 25% must be corrected. After balancing using the load split method, the percentage of imbalance decreases in feeder A by 3.3%, feeder B by 6.2% and feeder C of 6.2%. As a result of this load imbalance, there was a loss due to neutral current where before equalization was carried out, the loss reached 5.4%, whereas after equalization it was only 5%. For the ETAP 16.00 simulation results, the load imbalance results and the measurement results were not too different.