Sistem tenaga listrik secara garis besarnya meliputi pembangkit listrik, saluran transmisi
tenaga listrik, gardu induk hingga ke jaringan distribusi tenaga listrik yang dalam
pengelolaan operasional real time perlu skema-skema guna melakukan penyelamatan
sistem kelistrikan jika terjadi kondisi outage baik itu outage sistem penyaluran maupun
outage sistem pembangkitan. Untuk memprediksi kegagalan-kegagalan sistem
penyaluran dan sistem pembangkitan tersebut perlu dianalisis kontingensi agar kriteria
N-1 dapat terpenuhi. Seperti halnya kelistrikan Sub Sistem Sultra yang disupply dayanya
sebagian dari Inter Bus Transformator Wotu 275/150kV 90MVA perlu dilakukan
analiasis kontingensi untuk memitigasi dampak meluas dari terjadinya kontingensi
tersebut. Contingency merupakan suatu kejadian yang disebabkan kegagalan atau
pelepasan (outage) dari 1 atau lebih generator dan/atau transmisi. Dalam hal analisis ini
dilaksanakan untuk memotret kondisi Inter Bus Traformator 275/150kV 90MVA Wotu
jika terjadi outage terhadap salah satu unit pembangkit di Sub Sistem Sultra. Analisis
yang digunakan pada studi ini adalah menggunakan software DIgSILENT Power Factory
15.1 dengan hasil pasca kontingensi N-1 dengan case outage satu unit generator
pembangkit besar di PLTU DSSP Moramo maka terjadi kenaikan beban trafo Inter Bus
Traformator 90MVA Wotu kenaikan 34,1% dari sebelum kontingensi sebesar 78,6% atau
70.10 MW menjadi 138,1% atau 123.9 MW