Subsistem tenaga listrik Aceh memiliki tingkat kerawanan terhadap permasalahan
ketidakstabilan tegangan. Hal ini disebabkan topologi jaringan radial dan kurangnya
pembangkit besar untuk mengkompensasi perubahan daya reaktif. Analisis seperti
simulasi aliran daya dan kestabilan tegangan diperlukan untuk mengetahui seberapa besar
potensi permasalahan tegangan yang dapat menyebabkan gangguan lebih besar seperti
Voltage Collapse. Metode analisis stabilitas tegangan statik dengan pendekatan Voltage
Busbar Sensitivity (Sensitivitas Tegangan Busbar) dilakukan menggunakan software
Digsilent untuk mengkalkulasi rasio sensitivitas tegangan busbar (dV/dQ) pada setiap
skenario kondisi operasi subsistem tenaga listrik Aceh, dari kondisi normal hingga
terburuk serta mitigasinya. Berdasarkan hasil simulasi, pada kondisi tidak terdapat unit
PLTU Naganraya yang beroperasi, pola operasi kapasitor shunt hanya mampu
memperbaiki tegangan operasional pada setiap gardu induk di subsistem tenaga listrik
Aceh dikisaran 145-153 kV, namun hal tersebut tidak menurunkan nilai rasio sensitivitas
tegangan busbarnya secara signifikan. Pola operasi kombinasi antara looping backbone 150
kV subsistem Aceh dan Interkoneksi 275 kV Sumut – Aceh mampu menurunkan nilai rasio
sensitivitas tegangan busbar pada tiap gardu induk di subsistem tenaga listrik Aceh bahkan
tertinggi hanya berkisar 0,001 p.u/MVAR. Kemudian dengan mengetahui nilai rasio
sensitivitas tegangan busbar diharapkan dapat membantu operator sistem tenaga listrik
untuk menghindari potensi Voltage Collapse dalam melakukan pengoperasian sistem
tenaga listrik.