Dalam pengembangannya berdasarkan RUPTL 2021-2030 pada Sistem Seram direncanakan
dilakukan pembangunan pembangkit PLTMG Seram 2 dengan kapasitas sebesar 20 MW ditargetkan
COD (Commercial Operation Date) pada tahun 2022. Adanya beberapa pertimbangan yang
menyebabkan PLTMG Seram 2 berkapasitas sebesar 20 MW dengan rencana target COD pada tahun
2022 menjadi mundur dalam waktu yang belum diketahui, sehingga PLN UIW Maluku dan Maluku
Utara bersama PLN Unit Induk Pembangunan Maluku Papua mengambil langkah yaitu berencana
mengoperasikan saluran trasmisi 150 kV dan Gardu Induk yang pembangunannya seiring dengan
berdasarkan RUPTL 2021-2030 yaitu pada Sistem Seram dibangun saluran transmisi 150 kV dan
Gardu Induk yang ditargetkan COD pada tahun 2022 kemudian direncanakan beroperasi pada akhir
tahun 2023 untuk mengevakuasi daya dari PLTMG Seram 2x10 MW yang terletak di Masohi di Kab.
Maluku Tengah untuk menyalurkan daya ke pusat beban (Masohi-Kairatu-Piru) sehingga PLTD
isolated dapat dinonaktifkan.
Pada simulasi Load flow Sistem Seram memperlihatkan jaringan 150 kV, 20 kV dan 11 kV dalam
kondisi baik, setiap bus yang terhubung pada sistem bekerja dengan baik menyalurkan energi listrik
sesuai permintaan pembebanan tiap bus dengan Daya yang dibangkitkan oleh Generator pada
PLTMG Seram sebesar 12.92 MW dan beban sebesar 11.79 MW serta memiliki total Grid Losses
sebesar 1.38 MW.
Dari analisis kestabilan transien yang dilakukan, pengoperasian SUTT 150 kV dan Gardu Induk pada
Sistem Seram menstimulasi kestabilan transien berupa kestabilan sudut rotor pada pembangkit
PLTMG Masohi dan frekuensi sistem yang cenderung fluktuatif yang dapat memicu rele pengaman
dari sensing frekuensi pada bus pembangkit, pada saat terjadi gangguan 3 fasa baik di SUTT 150 kV
GI Masohi – GI Kairatu, SUTT 150 kV GI Kairatu – GI Piru, dan SUTM 20 kV yang
menghubungkan pembangkit PLTMG Masohi dengan GI Masohi