Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Susut
daya merupakan suatu kondisi dimana berkurangnya daya pada sistem tenaga listrik dari
pembangkit atau gardu induk sampai ke beban yang disebabkan karena adanya tahanan
jenis penghantar yang dipengaruhi oleh arus dan tegangan. Jatuh tegangan dan susut daya
merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada saluran distribusi yang diakibatkan
oleh panjang dari penyulang pada jaringan tegangan menengah. Jika jatuh tegangan dan
susut daya melewati batas yang telah ditentukan, maka dapat menimbulkan kerugian pada
perusahaan dan masyarakat. Pada penelitian ini melakukan pecah beban pada Penyulang
Panimbang yang memiliki angka jatuh tegangan dan susut daya yang cukup besar.
Adapun metode yang dilakukan pada panelitian ini adalah metode kuantitatif, berupa
studi literatur, wawancara, dan perhitungan. Penyulang Panimbang merupakan peyulang
yang disuplai dengan trafo 60 MVA dari GI Menes yang memiliki panjang saluran 167,94
kms. Sebelum dilakukan pecah beban pada Penyulang Panimbang, nilai dari susut daya
penyulang panimbang adalah 38,82%, sedangkan nilai jatuh tegangan penyulang
panimbang sebelum pecah beban adalah 30,1%. Setelah dilakukan pecah beban, nilai
susut daya penyulang Panimbang menjadi 5,48%, dan untuk nilai jatuh tegangan
penyulang panimbang menjadi 6,9%. Dan pada penyulang baru yaitu penyulang New
Panimbang, besar nilai susut daya pada penyulang adalah 7,32% dan besar nilai jatuh
tegangan pada penyulang adalah 8,2%.