Kestabilan daya aktif dan frekuensi antara pembangkit dengan sistem jaringan harus dijaga
karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembangkit. Kestabilan frekuensi dipengaruhi
oleh setting speed droop. Speed droop merupakan suatu bilangan presentase yang
menyatakan kepekaan sebuah unit pembangkit dalam merespon perubahan frekuensi,
ketidaktepatan settingan speed droop akan mempengaruhi kerja dari unit pembangkit. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisa mode pengoperasian speed droop,
membandingkan mode operasi speed droop dengan mode operasi kw mode serta mengetahui
nilai persentase speed droop yang digunakan di PLTMG Bangkanai. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif. Adapun sumber yang
digunakan adalah data pembangkit PLTMG Bangkanai, data akan dianalisis berdasarkan data
dari pengoperasian mode kw mode dan data pengoperasian mode speed droop. Berdasarkan
data tersebut pada saat mode pengoperasian speed droop frekuensi dibawah 49,7 Hz mesin
merespon dengan cara mengubah mode operasi ke kw mode selama 10 menit, setelah
frekuensi 50 Hz mode operasi berubah kembali ke mode speed droop. Persentase nilai speed
droop nya 1,62% dengan ramp rate kenaikan daya 163 kw/detik (kombinasi speed droop dan
kw mode). Pada saat mode operasi kw Mode ketika terjadi perubahan frekuensi/gangguan
mesin tidak merespon sehingga terjadi trip pada pembangkit.