KRL Commuter Line masih menjadi transportasi utama masyarakat Jabodetabek. Dalam operasionalnya, KRL Commuter Line melakukan pengereman untuk berhenti di stasiun yang ditujunya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis potensi energi regeneratif yang dihasilkan KRL Commuter Line jalur Tanjung Priok saat melakukan pengereman dan potensinya untuk digunakan sebagai emergency power supply yang disimpan dalam Traction Energy Storage System (TESS) apabila terjadi blackout PLN. Selain itu, akan dihitung juga besarnya nilai energi regeneratif yang paling optimal dengan memvariasikan beberapa variabel seperti massa kereta, kemiringan jalur, dan lainnya yang disimulasikan pada software Matlab. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif statistika yakni dengan menghitung besarnya nilai energi regeneratif dengan parameter dan variabel yang beragam. Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan bahwa besar potensi energi regeneratif pengereman KRL Commuter Line dalam satu hari pada jalur Tanjung Priok untuk massa AW0 sebesar 90,99 kWh, AW1 sebesar 101,74 kWh, dan AW2 sebesar 136,54 kWh. Kemudian, energi regeneratif optimal yang dapat dihasilkan KRL adalah sebesar 7,09 kWh per motor car-nya. Adapun TESS yang perlu disiapkan sebagai emergency power supply pada jalur Tanjung Priok ini adalah sebanyak 1 paket unit dengan kapasitas penyimpanan 194 kWh.

The KRL Commuter Line remains the primary mode of transportation for the residents of Jabodetabek. In its operations, the KRL Commuter Line utilizes braking mechanisms to stop at its designated stations. This study aims to analyze the potential regenerative energy produced by the KRL Commuter Line on the Tanjung Priok route during braking and its potential use as an emergency power supply stored in the Traction Energy Storage System (TESS) in the event of a PLN blackout. Additionally, the study will calculate the optimal regenerative energy values by varying several variables such as train mass, track gradient, and others, simulated using Matlab software. The research method employed is quantitative statistical analysis, which involves calculating the regenerative energy values using diverse parameters and variables. Based on these calculations, it was found that the potential regenerative energy generated by the KRL Commuter Line during one day of operation on the Tanjung Priok route is 90.99 kWh for AW0 mass, 101.74 kWh for AW1 mass, and 136.54 kWh for AW2 mass. Subsequently, the optimal regenerative energy that can be generated by the KRL is 7.09 kWh per motor car. Furthermore, the TESS that needs to be prepared as an emergency power supply for the Tanjung Priok line consists of 1 unit package with a storage capacity of 194 kWh.