Alokasi atau distribusi sumber daya tenaga kerja yang tidak merata membuat terjadinya fluktuasi tenaga kerja yang berdampak kepada penjadwalan tenaga kerja menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, fluktuasi ini perlu diminimalisir dengan melakukan resources leveling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses resource leveling tidak mengubah jadwal akhir proyek tetapi menggeser jadwal beberapa item pekerjaan sehingga tidak terjadi penumpukan pekerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Burgess. Metode Burgess menerapkan prinsip dengan memperoleh Nilai kuadrat (Z) terkecil yang membuat metode ini merupakan metode yang sederhana yang dapat digunakan dalam pemerataan sumber daya tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja tertinggi sebelum perataan sumber daya tenaga kerja terletak pada minggu ke-5 yang berjumlah 2118 orang, dan setelah dilakukan perataan maka jumlah tenaga kerja tertinggi terletak pada minggu ke-3 yang berjumlah 1542 orang.

Uneven allocation or distribution of resources causes fluctuations in the labor which have an impact on labor scheduling to be ineffective and inefficient. Therefore, this fluctuation needs to be minimized by resource leveling. The results of the study indicate that the resource leveling process does not change the project's ending schedule, but shifts the schedule of several work items so that there is no accumulation of workers. The method used in this study is the Burgess method. The Burgess method applies the principle of obtaining the smallest value of labor square (Z), which makes this method a simple method that can be used in the distribution of labor. The results showed that the highest number of labor before the leveling was in the 5th week, amounting to 2118 people, and after the leveling, the highest number of labor was in the 3rd week which amounted to 1542 people.