Perkembangan jumlah penduduk yang sangat pesat di daerah pantura (pantai utara) Pulau Madura mempengaruhi lonjakan kebutuhan energi listrik. Hal ini yang memicu suatu masalah bagi PT. PLN UP3 Pamekasan untuk memasok supply energi listrik dengan mendistribusikan satu penyulang dari Gardu Induk Guluk-Guluk untuk menyuplai listrik ke daerah tersebut. Penulis disini mengambil mitigasi perbaikan dengan membuat Analisis Susut Teknis Pada Jaringan Distribusi UP3 Pamekasan Di Penyulang Saronggi-Bataal Untuk Kajian Kelayakan Operasi Di PLN ULP Prenduan. penulis disini sebelumnya melakukan pemetaan masalah dengan root cause problem solving (RCPS) untuk mendapatkan pola-pola mitigasi dari setiap akar permasalahan yang dimana pola mitigasi tersebut nantinya di ambil ditentukan dengan menggunakan matrix prioritas dan didapat dengan membangun penyulang baru dengan tujuan memperbaiki susut teknis yang kemudian di kaji kelayakan operasinya. Setelah mendapatkan nilai susut dengan panjang existing jaringan sebelumnya yang terlalu jauh dari sumber tegangan gardu induk yaitu sepanjang 111,857 kms, maka penulis membandingkan dengan rencana pecah beban membuat penyulang baru untuk memperpendek jarak tempuh sumber tegangan menuju pusat beban di ujung wilayah pantai utara menjadi sepanjang 88,011 kms. Setelah pecah beban maka didapatkan nilai penurunaan susut hasil analisa menggunakan aplikasi Etap 12.6 yaitu yang sebelumnya nilai apparent losses sebesar 0,966 MW turun menjadi 0,750 MW. Diiringi dengan kenaikan tegangan yang sebelumnya drop diangka 17.923 Volt naik menjadi 18.458 Volt.

The very rapid population growth in the Pantura area (north coast) of Madura Island has influenced the surge in electrical energy demand. This is what triggers a problem for PT. PLN UP3 Pamekasan to supply electrical energy supply by distributing one feeder from the GulukGuluk Main Substation to supply electricity to the area. The author here takes mitigation improvements by making a Technical Loss Analysis on the UP3 Pamekasan Distribution Network at the Saronggi-Bataal Feeder to Study the Feasibility of Operations at PLN ULP Prenduan. The author here previously carried out problem mapping with root cause problem solving (RCPS) to obtain mitigation patterns for each root problem, where the mitigation patterns that will be taken are determined using a priority matrix and obtained by building new feeders with the aim of improving technical losses which then occur. the feasibility of operation is reviewed. After getting the loss value with the length of the previous existing network which was too far from the main substation voltage source, namely 111,857 kms, the author compared it with the load splitting plan to make a new feeder to shorten the distance between the voltage source to the load center at the end of the north coast area to 88,011 kms. . After the load rupture, the loss reduction value was obtained as a result of analysis using the Etap 12.6 application, namely that previously the apparent losses value was 0.966 MW, decreasing to 0.750 MW. Accompanied by an increase in voltage which previously dropped to 17,923 Volts it rose to 18,458 Volts.