Pada Sistem Khatulistiwa Kalimantan Barat memiliki tantangan operasi berupa jalur radial sebanyak 6 dari 18 ruas transmisi termasuk di antaranya adalah jalur radial GI Tayan – GI Sanggau – GI Sekadau – GI Sintang. Pada tahun 2022 telah terjadi gangguan pada transmisi Tayan – Sanggau yang diakibatkan oleh petir membuat GI Sanggau, GI Sekadau, dan GI Sintang terpisah dengan Sistem Khatulistiwa dan pembangkit PLTU Sanggau dan PLTU Sintang tidak mampu untuk bertahan island sehingga membuat padam meluas pada 3 GI tersebut. Dalam upaya meminimalisir terjadinya pemadaman total saat terjadinya gangguan dan membuat island pembangkit 20kV di GI Sanggau dan GI Sintang maka diterapkan skema pertahanan dinamis yaitu Adaptive Defense Scheme(ADS). Sistem ADS dibangun dengan Server ADS berupa controller dan master trip untuk pelepasan target di Gardu Induk secara adaptif melalui protokol komunikasi IEC 61850 GOOSE. Skema ADS bekerja dengan kontingensi event based gangguan dengan mempertimbangkan besaran setpoint trafo tersebut. Berdasarkan pembahasan terdapat 3 (tiga) kontingensi dalam implementasi ADS yaitu N-2 Tayan – Sanggau, N-2 Sanggau – Sekadau, N-2 Sekadau – Sintang dengan hasil simulasi DigSilent kondisi tegangan sistem setelah terjadinya island Sanggau dan island Sintang dalam kondisi baik yaitu tegangan tidak melebihi batasan operasi yang diatur pada PM ESDM No. 20 tahun 2020 mengenai grid code (untuk tegangan nominal 150kV maksimal +5% atau 157,5kV) kemudian dilakukan penerapan sesuai dengan peraturan SPLN Defense Scheme yang berlaku.

The Khatulistiwa System in West Kalimantan faces operational challenges with 6 out of 18 transmission lines operating radially, including the GI Tayan – GI Sanggau – GI Sekadau – GI Sintang radial line. In 2022, a lightning strike disrupted the Tayan – Sanggau transmission line, causing GI Sanggau, GI Sekadau, and GI Sintang to be isolated from the Khatulistiwa System. The Sanggau and Sintang power plants were unable to maintain island operation, leading to widespread outages across the three substations. To minimize the risk of total blackouts during such disruptions and to establish 20kV generator islands at GI Sanggau and GI Sintang, an Adaptive Defense Scheme (ADS) was implemented. The ADS system is built with an ADS server functioning as a controller and a master trip mechanism for adaptive target release at substations via the IEC 61850 GOOSE communication protocol. The ADS scheme operates based on contingency events, considering the setpoints of the transformers. The study identifies three contingencies for ADS implementation: N-2 Tayan – Sanggau, N-2 Sanggau – Sekadau, and N-2 Sekadau – Sintang. Simulation results using DigSilent show that after the formation of Sanggau and Sintang islands, the system's voltage remains stable, not exceeding the operational limits set by PM ESDM No. 20 of 2020 regarding the grid code (for 150kV nominal voltage, a maximum of +5% or 157.5kV). The implementation aligns with the applicable SPLN Defense Scheme regulations.