Penggunaan kendaraan listrik telah menjadi fokus utama dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Latar belakang dari penelitian ini dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik penting untuk memahami kebutuhan infrastruktur pengisian battery kendaraan listrik. Ketersediaan stasiun pengisian yang memadai akan mendorong penggunaan kendaraan listrik secara lebih luas. PT PLN (Persero) berkomitmen penuh dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sebagaimana Perpres No.55 tahun 2019 tentang pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Metode penelitian yang digunakan adalah survei lapangan dan analisis data. Survei dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan daya yang diperlukan, tarif pengisian dan pendapatan yang dihasilkan oleh SPKLU. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan daya dan pendapatan yang dihasilkan dari penggunaan SPKLU. Analisis dilakukan untuk mengevaluasi kebutuhan daya secara keseluruhan dan pendapatan yang dapat dihasilkan dari penggunaan SPKLU. Analisis ini diharapkan memberikan wawasan untuk dapat mengembangkan strategi yang efektif dalam pengelolaan dan pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik di masa depan. Hasil dari analisis diperoleh pemakaian SPKLU dengan kapasitas daya 47 kW selama 1 Bulan sebesar 2.577,182 kWh atau setara dengan Rp 9.277.855,- dengan pemakaian tertinggi 46,999 kWh dan pemakaian terendah 12,099 kWh. Frekuensi penggunaan paling banyak adalah pada pukul 12.30 yaitu sebanyak 9 kali dalam 1 bulan.

The use of electric vehicles has become a major focus in efforts to reduce greenhouse gas emissions and dependence on fossil fuels. The background of this study with the increasing public interest in electric vehicles is important to understand the need for electric vehicle battery charging infrastructure. The availability of adequate charging stations will encourage wider use of electric vehicles. PT PLN (Persero) is fully committed to developing an electric vehicle ecosystem in Indonesia as stipulated in Presidential Regulation No. 55 of 2019 concerning the development of battery-based electric vehicles. The research method used is field survey and data analysis. The survey was conducted to collect information on the power requirements required, charging rates and revenue generated by SPKLU. This study aims to analyze the power requirements and revenue generated from the use of SPKLU. The analysis was conducted to evaluate the overall power requirements and revenue that can be generated from the use of SPKLU. This analysis is expected to provide insight to develop effective strategies in the management and development of electric vehicle charging infrastructure in the future. The results of the analysis obtained the use of SPKLU with a power capacity of 47 kW for 1 month of 2,577,182 kWh or equivalent to Rp 9,277,855, - with the highest usage of 46,999 kWh and the lowest usage of 12,099 kWh. The highest frequency of use is at 12.30, which is 9 times in 1 month.