Skripsi ini adalah membahas penyebab terjadinya hotspot, menentukan rekomendasi hasil investigasi serta mengevaluasi hasil investigasi untuk mengetahui perbaikan kondisi CVT. Metode penelitian yang digunakan yaitu perhitungan thermovisi dan analisa penyebab terjadinya hotspot. Diketahui nilai thermovisi pada fasa R sebesar 42,4℃, pada fasa S sebesar 34,5℃ dan fasa T sebesar 55℃. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan tindak lanjut dengan pengujian tangendelta yang didapatkan hasil pada fasa R 1,8858%, pada fasa S 0,6135% dan pada fasa T 3,4262%. Maka dapat dianalisa komponen ferroresonance circuit tidak bekerja normal. Komponen tersebut bekerja normal saat resonansi 50Hz namun dari hasil perhitungan saat ditemukan anomali resonansi terjadi pada 8006,408Hz pada fasa R dan 18898,22Hz pada fasa T selain itu ditemukan komponen resistansi yang hangus pada fasa S sehingga fungsi filter pada komponen tidak berfungsi. Dimana kondisi tersebut akan mengakibatkan percepatan usia peralatan hingga breakdown. Maka perlu dilakukan penggantian komponen ferroresonance circuit dengan memperhatikan potensi bahaya yang ada dengan metode IBPPR,Setelah dilakukan penggantian CVT mengalami perbaikan dengan dibuktikan hasil nilai tangen delta membaik. Didapatkan hasil nilai tangen delta pada fasa R sebesar 0,5962% pada fasa S sebesar 0,4993% dan fasa T sebesar 0,5898% serta kinerja keseluruhanya disimulasikan pada MATLAB.Selain itu suhu hasil dari pengukuran thermovisi jugamengalami penurunan.

This thesis is to discuss the causes of hotspots, determine recommendations for the results of the investigation and evaluate the results of the investigation to determine improvements in the condition of the CVT. The research methods used are thermovision calculations and analysis of the causes of hotspots. It is known that the thermovision value in the R phase is 42.4℃, in the S phase it is 34.5℃ and in the T phase it is 55℃. From these results, follow-up was carried out with tangendelta testing which obtained results in the R phase of 1.8858%, in the S phase of 0.6135% and in the T phase of 3.4262%. Then it can be analyzed that the ferroresonance circuit components are not working normally. This component works normally when the resonance is 50Hz, but from the calculation results, a resonance anomaly was found to occur at 8006.408Hz in the R phase and 18898.22Hz in the T phase. Apart from that, it was found that the resistance component was burned out in the S phase so that the filter function on the component did not work. This condition will result in accelerated equipment age to breakdown. So it is necessary to replace the ferroresonance circuit components by paying attention to the potential dangers that exist using the IBPPR method. After the replacement, the CVT experienced improvements as evidenced by the improved delta tangent value. The delta tangent value obtained in the R phase was 0.5962%, in the S phase was 0.4993% and in the T phase was 0.5898% and the overall performance was simulated in MATLAB. Apart from that, the temperature resulting from thermovision measurements also decreased.