Listrik merupakan kebutuhan primer pada masa kini. Salah satu masalah pada kelistrikan selain kehandalan adalah jatuh tegangan pada jaringan ujung. Untuk itu perlu adanya kajian agar tidak terjadi jatuh tegangan di bawah standar. Pada daerah Kayan Hilir (Nanga Mau) di jaringan ujung yang ikut penyulang Kelam pelanggan disana sering mengeluhkan tegangan yang cukup rendah dimana tegangan ujung penyulangnya turun sampai 16 kV. Disini penulis ingin mengkaji untuk mendapatkan tegangan ujung yang sesuai standar. Selain keluhan dari pelanggan PLN ULP Sintang juga ada target susut distribusi yang sangat berkaitan juga dengan drop tegangan. Ini menjadi 2 masalah yang akan dilakukan penulis untuk memecahkan masalah ini. Penulis membuat simulasi untuk melakukan perhitungan manual dan simulasi pada penyulang ETAP. Dari penyulang tersebut ada beberapa titik yang bisa dipecah bebannya antara OG Lingkar dan OG Dedai di manuver ke Penyulang Oevang Oeray. Setelah dilakukan perhitungan dan simulasi bahwa OG Lingkar yang lebih optimal untuk dipecah ke penyulang Oevang Oeray. Dengan tegangan ujung menjadi 16,796 kV disini penulis mensimulasikan Kembali agar bisa naik lagi menjadi 19,054 kV dengan mengganti penghantar pada jaringan porosnya diganti menjadi 150mm2 ada penyesuaian tap trafo pada trafo distribusi. Sehingga di dapatkan saving dari pecah penyulang ini mencapai 233,6 kW yang kita hitung dalam 1 bulan mencapai 0.86% dari target susut dan jika di rupiahkan mencapai Rp. 242.986.982,4.

Nowadays electricity has become the primary need. One of the problems with electricity besides reliability is voltage drop. Voltage drop occurs at the end of a network. For this reason, studies are needed to prevent voltage drops below standard. In the Kayan Hilir (Nanga Mau) area at the end of the network that is part of the Kelam feeder, customers there often complain about the voltage being quite low, where the feeder end voltage drops to 16 kV. Author wants to study how to get the voltage at the end of network that meets standards. Apart from complaints from PLN ULP Sintang customers, there is also a distribution loss target which is closely related to voltage drop. These are 2 problems that the author will do to solve this problem. The author created a simulation to carry out manual calculations and simulations on the ETAP feeder. From this feeder there are several points where the load can be split between OG Lingkar and OG Dedai when maneuvering to the Oevang Oeray Feeder. After carrying out calculations and simulations, the OG Lingkar is more optimal for splitting to the Oevang Oeray feeder. At the tip of feeder calculated voltage being 16,796 kV here the author reports again so that it can increase again to 19,054 kV by replacing the conductors in the mainline network to 150mm2 , there is an adjustment to the transformer tap on the distribution transformer. So, the savings obtained from this load breaking feeder reached 233.6 kW which we calculated in 1 month reached 0.86% of the loss target and if converted into rupiahs it reached Rp. 242,986,982.4.