Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 bauran EBT untuk memproduksi energi listrik, diharapkan menjadi salah satu upaya dalam mengurangi emisi gas CO2 yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) On-grid merupakan solusi yang semakin diperhatikan sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu mengitung kapasitas PLTS, mensimulasikan dengan software Pvsyst, dan melakukan perhitungan kelayakan ekonominya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem PLTS On-grid dengan kapasitas sebesar 233,2 kWp yang terhubung dengan jaringan PLN yang akan diterapkan di Hydrogen Refueling Station Senayan. Perancangan ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek teknis, dan ekonomi, untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi sistem. Pada aspek teknis perancangan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada produksi Hidrogen di HRS Senayan. Pada rancangan ini digunakan 424 buah panel berkapasitas 550 Wp dengan konfigurasi 6 string yang masing masingnya terdiri dari 18 panel yang tersusun secara seri. Energi tahunan yang dihasilkan pada perancangan ini adalah sebesar 336,428 MWh. Perancangan ini memiliki nilai performance ratio sebesar 0,85. Analisis ekonomi meliputi estimasi biaya investasi awal, biaya operasional, NPV dan periode pengembalian investasi (Payback Period). Pada Perancangan ini CoE atau cost of energy yang didapat yaitu sebesar Rp 1.100/kWh sehingga Payback Period terjadi pada tahun ke–19 yang artinya perancangan ini sangat layak untuk dilakukan. Lalu jika ditinjau dari nilai NPV pada tahun ke–20, rancangan ini memiliki nilai NPV sebesar Rp. 135,439,079.28. dari hasil semua perhitungan aspek teknis dan analisa ekonomi, perencanaan ini dapat di katakan layak untuk dilakukan.

In order to reduce dependence on fossil energy and reduce greenhouse gas emissions. With Presidential Regulation Number 112 of 2022, the EBT mix for producing electrical energy is expected to be one of the efforts to reduce CO2 gas emissions produced by fossil fuel power plants. On-grid Solar Power Plants (PLTS) are a solution that is increasingly being considered as an alternative to reduce dependence on fossil energy and reduce greenhouse gas emissions. The method used in this research is calculating the capacity of PLTS, simulating it with Pvsyst software, and calculating its economic feasibility. This research aims to design a grid-connected solar power system with a capacity of 233.2 kWp that will be connected to the PLN grid and implemented at the Hydrogen Refueling Station in Senayan. The design takes into account technical and economic aspects to ensure the sustainability and efficiency of the system. From a technical standpoint, this design is intended to meet the electricity needs for hydrogen production at the HRS Senayan. The design includes 424 solar panels with a capacity of 550 Wp, arranged in 6 strings, each consisting of 18 panels connected in series. The annual energy produced by this design is 336.428 MWh, with a performance ratio of 0.85. The economic analysis includes estimates of initial investment costs, operational costs, NPV, and the payback period. In this design, the cost of energy (CoE) is Rp 1,100/kWh, leading to a payback period occurring in the 19th year, indicating that this design is very feasible. Furthermore, by examining the NPV value in the 20th year, the design has an NPV of Rp 135,439,079.28. Based on the results of all technical calculations and economic analyses, this planning can be considered viable.