Pada era modernisasi, permintaan energi listrik meningkat pesat, khususnya di wilayah distribusi PLN ULP Natal. Namun, pertumbuhan ini diiringi dengan tantangan seperti kualitas tegangan yang buruk dan rugi-rugi daya yang signifikan akibat panjangnya penyulang. Pembangunan Gardu Induk Natal dan rekonfigurasi jaringan menjadi solusi untuk mengatasi masalah tegangan dan rugi-rugi daya pada PLN ULP Natal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kualitas tegangan dan rugi-rugi daya sebelum dan sesudah pembangunan Gardu Induk Natal serta rekonfigurasi jaringan menggunakan simulasi software ETAP 19.0.1. Metode yang digunakan dalam simulasi ETAP 19.0.1 adalah metode Newton Raphson untuk mengevaluasi perubahan kualitas tegangan dan rugi-rugi daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pembangunan Gardu Induk Natal dan rekonfigurasi jaringan, tegangan di beberapa titik distribusi berada di bawah standar PLN dan rugi-rugi daya cukup besar. Setelah adanya Gardu Induk Natal dan rekonfigurasi jaringan di Desa Batahan, tegangan meningkat dari 14,46 kV menjadi 19,41 kV. Di Kota Natal, tegangan awal 14,94 kV naik menjadi 20,23 kV. Desa Batumundom mengalami kenaikan dari 13,13 kV menjadi 17,85 kV. Terakhir, Desa Muarasoma mengalami peningkatan tegangan dari 17,01 kV menjadi 20,8 kV mendekati atau memenuhi standar, dan rugi-rugi daya menurun signifikan dari 1405,6 kW dan 2891,8 kvar menjadi 552,6 kW dan 1016,3 kvar. menunjukkan peningkatan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan listrik.

In the era of modernization, the demand for electrical energy is increasing rapidly, especially in the distribution area of PLN ULP Natal. However, this growth is accompanied by challenges such as poor voltage quality and significant power losses due to the length of the power lines. The construction of the Natal Substation and network reconfiguration are solutions to overcome voltage and power loss problems at PLN ULP Natal. Therefore, this study aims to analyze the condition of voltage quality and power losses before and after the construction of the Natal Substation and network reconfiguration using ETAP 19.0.1 software simulation. The method used in the ETAP 19.0.1 simulation is the Newton Raphson method to evaluate changes in voltage quality and power losses. The results showed that before the construction of the Natal Substation and network reconfiguration, the voltage at several distribution points was below PLN standards and power losses were quite large. After the Natal Substation and network reconfiguration in Batahan Village, the voltage increased from 14.46 kV to 19.41 kV. In Natal City, the initial voltage of 14.94 kV rose to 20.23 kV. Batumundom Village experienced an increase from 13.13 kV to 17.85 kV. Finally, Muarasoma Village experienced an increase in voltage from 17.01 kV to 20.8 kV close to or meeting standards, and power losses decreased significantly from 1405.6 kW and 2891.8 kvar to 552.6 kW and 1016.3 kvar, indicating an increase in operational efficiency and quality of electricity service.