Studi ini meneliti penurunan tegangan dan kehilangan daya pada Penyulang R di Gardu Induk SKD, dengan total panjang jaringan 225,69 kms dan menggunakan konfigurasi jaringan Radial. Tantangan-tantangan ini menimbulkan risiko bagi perusahaan dengan berpotensi mengurangi kepuasan layanan pelanggan karena dispersi energi selama transmisi. Untuk mitigasi permasalahan tersebut, strategi seperti pengoperasian Automatic Voltage Regulator (AVR), atau pemasangan Bank Kapasitor dan Pemecahan Beban. Penelitian ini berfokus pada peningkatan tegangan dan mengurangi susut daya dalam sistem distribusi Penyulang R yang berada pada area Kalimantan Barat. Selanjutnya, simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Digsilent PowerFactory 15.1 untuk menentukan solusi terbaik dalam upaya perbaikan tegangan dan mengurangi susut daya. Pada Penyulang R pengoperasian Automatic Voltage Regulator dan Bank Kapasitor tidak mampu menaikan tegangan sampai pada batasan -10% tegangan nominal, dimana masing-masing hanya mampu menaikkan tegangan ujung sampai 17,43 kV sebesar 12,85% dan 16,92 kV sebesar 15,4%, sehingga pemecahan beban perlu dilakukan. Pemotongan jaringan dilakukan pada Gardu Induk SKD, sehingga Panjang saluran utama menjadi 116,2 kms dan saluran baru 136,77 kms. Dengan solusi initegangan ujung pada Penyulang R dapat naik menjadi 19,68 kV sebesar 1,6% di saluran utama dan 18,63 kV sebesar 6,85% di saluran baru, dimana parameter tersebut mampu memenuhi standar SPLN 1 Tahun 1995.

This study examines the voltage drop and power loss in the R Feeder at the SKD Substation, with a total network length of 225.69 kms and using a Radial network configuration. These challenges pose a risk to companies by potentially reducing customer service satisfaction due to energy dispersion during transmission. To mitigate these problems, strategies such as the operation of Automatic Voltage Regulators (AVRs), or the installation of Capacitor Banks and Load Splitting. This research focuses on increasing voltage and reducing power loss in the distribution system of Feeder R in the West Kalimantan area. Furthermore, the simulation was carried out using the Digsilent PowerFactory 15.1 software to determine the best solution in an effort to repair the voltage and reduce power loss. In the R feeder, the operation of the Automatic Voltage Regulator and the Capacitor Bank is not able to increase the voltage to the limit of -10% of the nominal voltage, where each is only able to increase the end voltage to 17.43 kV by 12.85% and 16.92 kV by 15.4%, so load solving needs to be done. The network cut was carried out at the SKD Substation, so that the length of the main channel was 116.2 kms and the new channel was 136.77 kms. With this solution, the end voltage at Feeder R can increase to 19.68 kV by 1.6% in the main feeder and 18.63 kV by 6.85% in the new feeder, where this parameter is able to meet the SPLN 1 of 1995 standard.