Pencapaian Rasio Desa Berlistrik di Nusa Tenggara Timur sampai di Tahun 2022
mencapai 92,25% dimana PLN telah melistriki 3.093 dari total 3.353 desa. Terdapat 3
Kabupaten/Kota yang memiliki Gap Rasio Desa Berlistrik dan Rasio Elektrifikasi dengan
nilai diatas 10% . Gap tersebut dapat menggambarkan pembangunan jaringan listrik desa
yang belum berdampak maksimal pada pertumbuhan Rasio Elektrifikasi. Metode
penelitian analisa SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats) mengenai
peluang untuk percepatan rasio elektrifikasi. Dari hasil penelitian penyusunan road map
didapatkan prognosa percepatan rasio elektrifikasi di tahun 2023 sebesar 95,15% yaitu
dengan mentargetkan pelanggan PLN di Desember 2023 sejumlah 1.144.154 pelanggan,
kemudian agar mencapai Rasio Elektrifikasi 100% di Tahun 2024 yaitu dibutuhkan
penambahan penambahan PLN di Desember 2024 sejumlah 1.455.734 pelanggan. Hasil
penelitin melalui data ArcGIS agar mencapai Rasio Desa Berlistrik di Desember 2024
dibutuhkan Penambahan Desa sebanyak 118 desa dan Anggaran Investasi sebesar Rp
1.713.445.884.827,-. Dengan dilaksanakan usulan program unggulan diharapkan dapat
menjawab masalah rencana peningkatan Rasio Elektrifikasi dengan lebih akurat dan tidak
hanya bergantung pada satu solusi yaitu Pembangunan Listrik Desa yang dinilai belum
mampu menjawab tantangan Rasio Elektrifikasi. Sehingga proses peningkatan rasio
elektrifikasi menjadi lebih efisien.