Beton merupakan bahan bangunan yang tersusun dari agregat kasar, agregat halus, semen dan juga air, beton juga dapat dicampurkan dengan bahan lain seperti limbah yang dapat menaikan kekuatan pada beton. Pada penelitian ini menggunakan limbah beton sebagai substitusi agregat kasar dan limbah keramik sebagai substitusi agregat halus. Limbah beton memiliki sifat fisik yang hampir sama dengan agregat kasar, maka dari itu limbah beton dapat digunakan sebagai bahan substitusi pada agregat kasar. Sedangkan limbah keramik memiliki kandungan yang sama dengan agregat halus yaitu mempunyai unsur silika sehingga dapat digunakan sebagai bahan substitusi pada agregat halus. Dalam penelitian ini, limbah beton digunakan sebagai variabel tetap dengan persentase 25%, sedangkan limbah keramik digunakan sebagai bahan yang divariasikan dengan persentase 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan parameter pengujian umur 7, 14, 28 hari. Nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari berturut-turut sebesar 20,183 MPa, 20,884 MPa, 20,278 MPa, 20,561 MPa, 21,032 MPa, 19,334 MPa. Hasil menunjukkan kuat tekan optimum pada umur 28 hari terjadi pada persentase 15% limbah keramik dan 25% limbah beton yaitu sebesar 21,032 MPa dengan nilai penyerapan sebesar 3,515% dan nilai slump 8,3 cm. Semakin banyak limbah keramik yang digunakan maka nilai slump dan penyerapan akan semakin menurun.

Concrete is a building material composed of coarse aggregates, fine aggregates, cement and also water, concrete can also be mixed with other materials such as waste which can increase strength in concrete. In this study, concrete waste was used as a substitution of coarse aggregates and ceramic waste as a substitution of fine aggregates. Concrete waste has almost the same physical properties as coarse aggregates, therefore concrete waste can be used as a substitution material in coarse aggregates. Meanwhile, ceramic waste has the same content as fine aggregates, namely having silica elements so that they can be used as substitution materials in fine aggregates. In this study, concrete waste was used as a fixed variable with a percentage of 25%, while ceramic waste was used as a material that was varied with percentages of 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% with age testing parameters of 7, 14, 28 days. The compressive strength values of concrete at the age of 28 consecutive days were 20,183 MPa, 20,884 MPa, 20,278 MPa, 20,561 MPa, 21,032 MPa, 19,334 MPa. The results showed that the optimum compressive strength at the age of 28 days occurred in a percentage of 15% ceramic waste and 25% concrete waste, which was 21,032 MPa with an absorption value of 3.515% and a slump value of 8.3 cm. The more ceramic waste used, the slump value and absorption will decrease.