dua unit mesin pembangkit pada PLTG MPP Air Anyir 2x25 MW bertugas sebagai
penyalur beban, terutama sebagai unit dalam penormalan jaringan. Ketika terjadi
gangguan pada jaringan, dua unit mesin ini akan trip/shutdown namun ada Emergency
Diesel Generator (EDG) yang berfungsi untuk memberikan back-up daya. Kapasitas
EDG yang sebesar 700kVA ini harusnya mampu untuk mengoperasikan dua unit dalam
melakukan penormalan secara bersamaan, namun nyatanya EDG trip dan gagal
beroperasi. Sehingga menyebabkan kedua unit mesin tidak bisa melalukan penormalan
terhadap sistemnya sendiri maupun jaringan, bahkan bisa mengakibatkan pemadaman
yang lama. Oleh karena itu dilakukan analisa evaluasi kinerja terhadap EDG tersebut
dengan metode pengukuran arus dan tegangan terhadap motor-motor esensial yang
beroperasi, mengumpulkan data teknis seperti proteksi serta mensimulasikan bagaimana
arus ketika dua unit mesin beroperasi secara bersamaan. Hasil yang didapatkan adalah
ketika satu unit mesin beroperasi sudah menghasilkan arus yang sangat tinggi namun
masih dibawah batas proteksi dari circuit breaker (CB) EDG, akan tetapi ketika dua unit
beroperasi bersamaan maka jumlah arus akan melebihi batas CB EDG sehingga EDG
gagal beroperasi. Solusi pada penilitian kali ini adalah membuat suatu pola operasi yakni
memberikan jeda ketika dua unit mesin dioperaskan. Serta saran agar pola operasi ini
diubah menjadi suatu kontrol mesin pembangkit.