Pada tahun 2015 rasio elektrifikasi di Kabupaten Deli Serdang sebesar 96,67%. Terdapat lebih dari 450 ribu kepala keluarga yang tersebar di 22 kecamatan dan 14 kelurahan dan 380 desa. Selain topografi lokasi desa yang berbukit, sehingga butuh biaya besar untuk membangun jaringan listrik ke daerah tersebut, pelanggan juga tidak terlalu banyak sehingga dinilai tidak ekonomis jika dilakukan pembangunan jaringan listrik. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah elektrifikasi pada daerah tersebut adalah dengan cara menerapkan konsep Listrik Kerakyatan yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang bisa dikelola mandiri oleh desa yang bersangkutan. Program Listrik Kerakyatan merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan terbarukan. Keunggulan dari konsep ini antara lain kemudahan dalam proses pengaplikasian di lokasi perdesaan yang memiliki infrastruktur yang buruk. Serta mampu mendorong produktifitas masyarakat dusun, sehingga meningkatkan prekonomian warga. Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan pada skripsi ini, Investasi pengembangan PLTSa 50 kVA model Listrik Kerakyatan dengan kebutuhan JTR sepanjang 0,5 km jauh lebih ekonomis dibandingkan pengembangan jaringan dengan menggunakan sistem konvensional (On Grid) kapasitas trafo 25 kVA dengan kebutuhan JTM sebesar 13 kms dan JTR sebesar 0,5 km, berdasarkan RUPTL 2017/2026 wilayah Sumatera Utara dan PT. PLN (Persero).

In 2015 the electrification ratio in Deli Serdang Regency was 96.67%. There are more than 450 thousand heads of families spread in 22 sub-districts and 14 villages and 380 villages. In addition to the hilly topography of the village location, so that it requires a large amount of money to build an electricity network to the area, the customers are not too many so it is considered not economical if the electricity network is constructed. One solution offered to overcome the problem of electrification in the area is by applying the concept of People's Electricity using a Waste Power Plant (PLTSa) which can be managed independently by the village concerned. The People's Electricity Program is an environmentally friendly and renewable technology. The advantages of this concept include the ease in the application process in rural locations that have poor infrastructure. As well as being able to encourage the productivity of hamlet communities, so as to increase the economy of the citizens. Based on the analysis and calculation results in this thesis, the investment in the development of PLTSa 50 kVA of the People's Electricity model with the need for 0.5 km of JTR is far more economical than the development of networks using conventional (On Grid) 25 kVA transformer capacity with JTM needs of 13 kms and JTR is 0.5 km, based on RUPTL 2017/2026 in North Sumatra and PT. PLN (Persero).