Sistem Tenaga Listrik Sumatera merupakan sistem interkoneksi yang terhubung mulai
dari Aceh sampai Lampung. Dari keseluruhan sub sistem pada Sistem Tenaga Listrik
Sumatera, sub sistem Bintan memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gangguan
transmisi dan Pembangkit yang dapat menyebabkan pemadaman total (blackout). Hal ini
disebabkan kondisi sistem komposisi pembangkitan pada kelistrikan sub sistem Bintan
belum mencukupi untuk mensuplai kebutuhan listrik dan sangat bergantung dengan transfer
dari sistem kelistrikan Batam. Untuk itu dibutuhkan skema proteksi sistem yang membantu
pertahanan sistem dari gangguan baik disisi pembangkit maupun penyaluran. Dalam
penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah dengan melakukan simulasi dengan
menggunakan software digsilent untuk mensimulasikan kondisi sistem tenaga listrik bintan,
dari kondisi normal hingga kondisi gangguan beserta kondisi setelah dilakukan mitigasi.
berdasarkan hasil simulasi, pada kondisi terjadi gangguan pada Gardu Induk yang menjadi
pusat pembangkitan atau terjadi trip pada pembangkit besar maka akan menyebabkan
blackout. Kemudian dengan pemasangan UFR (Under Frequency Relay) menunjukan
terjadinya penurunan frekuensi hingga menyebabkan UFR bekerja hingga tahap 6 yaitu
pada frekuensi 48,4 Hz dan setelah terjadi pelepasan beban frekuensi kembali naik ke
nominal frekuensi normal.