Dalam mendukung pencapaian bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Bangka Belitung telah mengoperasikan PLTSa berbasis teknologi gasifikasi di Pulau Tinggi dengan menggunakan biomassa cangkang sawit. Hasil pengujian kualitas cangkang sawit di Laboratorium didapat nilai kalori sebesar 4.473 kal/gr, sulfur 0,03%, ash content 1,06%, volatile matter 68,58%. Cangkang sawit tersebut sangat bagus digunakan untuk pembakaran dengan teknologi gasifikasi untuk menghasilkan syngas untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin gas. Hasil pengukuran efisiensi pemakaian bahan bakar (specific fuel consumption) PLTSa di Pulau Tinggi sebesar 4,916 - 5,874 kg/kWh, realisasi SFC tersebut lebih tinggi dari standart desain pabrikan dan tes komisioning awal. Salah satu penyebab specific fuel consumption (SFC) PLTSa di Pulau Tinggi adalah beban pelanggan yang masih sangat rendah. Pengoperasian PLTSa menggunakan cangkang sawit masih lebih efisien biaya pokok produksinya jika dibandingkan dengan biaya pengoperasian PLTD Pulau Tinggi, ada selisih biaya produksi sebesar Rp. 6.583,86 per kWh atau terdapat potensi saving sebesar Rp. 211.736.812,79 per tahun. Pengoperasian PLTSa berbasis gasifikasi menggunakan bahan bakar biomassa cangkang sawit tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan, nilai parameter emisi dan kebisingan tidak melebihi baku mutu.
In supporting the achievement of a national energy mix of 23% by 2025, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Bangka Belitung has operated a gasification technology-based PLTSa on Pulau Tinggi using palm shell biomass. The results of testing the quality of palm shells in the laboratory obtained a calorific value of 4,473 cal / gr, sulfur 0.03%, ash content 1.06%, volatile matter 68.58%. The palm shell is very good to be used for combustion with gasification technology to produce syngas to be used as fuel for gas engines. The results of measuring the specific fuel consumption of PLTSa on Pulau Tinggi amounted to 4,916 - 5,874 kg / kWh, the realization of the SFC was higher than the manufacturer's design standards and initial commissioning tests. One of the causes of the specific fuel consumption (SFC) of PLTSa in Pulau Tinggi is that the customer load is still very low. The operation of PLTSa using palm shells is still more efficient in terms of cost of goods produced when compared to the operating costs of the Pulau Tinggi PLTD, there is a difference in production costs of Rp. 6,583.86 per kWh or there is a potential saving of Rp. 211,736,812.79 per year. The operation of gasification-based PLTSa using palm shell biomass fuel does not have an impact on the environment, emission and noise parameter values do not exceed quality standards.