PLTMG Bangkanai memiliki kemampuan asut gelap yang dapat melakukan pengisian
tegangan ke jaringan transmisi (line charging) ketika terjadi pemadaman (black out).
Pengujian line charging dilakukan rutin setiap semester dengan PLTMG Bangkanai 1
mengoperasikan satu mesin saja, namun PLTMG Bangkanai 2 mengoperasikan dua
mesin. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan kemampuan line
charging antara PLTMG Bangkanai 1 dengan PLTMG Bangkanai 2, dengan
membandingkan parameter sehingga mengetahui penyebab perbedaan kemampuan li line
charging. Hasil yang didapat yaitu rata-rata daya reaktif yang perlu diserap ketika
pengujian line charging sebesar -3.468 kVAr. Penyebab perbedaan kemampuan line
charging yaitu perbedaan nilai setting proteksi generator elemen under excited. Nilai
setting di PLTMG Bangkanai 2 sebesar -2.411 kVAr lebih tinggi dibandingkan dengan
daya reaktif yang harus diserap oleh generator sehingga apabila hanya mengoperasikan
satu Engine saja dapat menyebabkan trip, sedangkan di PLTMG Bangkanai 1 nilai setting
sebesar -4.622 kVAr maka cukup mengoperasikan satu Engine saja. Selanjutnya
perubahan nilai setting proteksi dengan tetap memperhatikan kapasitas generator. Nilai
proteksi generator sebelumnya -2.932 kVAr, sesudahnya menjadi sebesar -4.642 kVAr.
Dengan perubahan ini maka PLTMG Bangkanai 2 dapat mengoperasikan satu Engine
saja karena nilai proteksi kurang dari daya reaktif yang perlu diserap generator.