PLTD Temajuk merupakan sub sistem isolated yang selama ini beroperasi 14 jam.
Direncanakan untuk dilakukan pengurangan pemakaian BBM dengan melaksanakan
program Dedieselisasi, yang bertujuan selain untuk menonaktifkan PLTD juga untuk
meningkatkan kapasitas elektrifikasi Temajuk menjadi 24 jam. Dalam melakukan studi,
metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data
observasi langsung. Untuk menyelesaikan permasalahan, diambil beberapa opsi alternatif
perbaikan. Salah satu opsinya dengan pembangunan PLTS. Setelah dilakukan simulasi,
PLTS tidak mampu untuk beroperasi terus menerus selama 24 jam dan harus beroperasi
secara hybrid dengan PLTD. Opsi selanjutnya adalah pembangunan jaringan tegangan
menengah untuk grid dengan penyulang Sekura atau Sejangkung dari GI Sambas. Secara
teknis, dengan proyeksi pembebanan 10 tahun kedepan kedua penyulang tersebut mengalami
drop tegangan pada ujung penyulang, sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan
pemasangan kapasitor bank. Setelah perbaikan, tegangan ujung penyulang Sekura lebih baik
dari Sejangkung yaitu sebesar 18,779 kV dimana Sejangkung 18,057 kV. Secara rugi daya
kirim, rugi daya Sekura sebesar 14,51% lebih besar apabila dibandingkan Sejangkung
7,66%. Karena dalam program Dedieselisasi bertujuan menonaktifkan PLTD sehingga dapat
disimpulkan bahwa opsi pembangunan PLTS tidak dapat dilaksanakan, dan dilanjutkan
dengan pembangunan grid 20 kV penyulang Sejangkung yang memiliki rugi daya lebih kecil
dari penyulang Sekura.