Pada proses penyaluran aliran listrik, terdapat beberapa kendala yang membuat terputusnya aliran listrik yaitu gangguan hubung singkat. Gangguan hubung singkat dapat disebabkan oleh pohon, petir, dan lain sebagainya. Khususnya pada daerah Kalimantan Tengah terdapat banyak pohon yang tinggi dan rapat dengan jaringan yang Panjang sering menjadi penyebab gangguan transmisi. Jaringan transmisi 150 kV ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Muara Teweh terdapat relay Distance yang dapat menentukan secara langsung jarak gangguan ketika te1jadi gangguan. Namun pada prakteknya jarak yang ditunjukkan pada relay distance terkadang tidak sesuai dengan letak gangguan yang ada di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penentuan lokasi hubung singkat 1 fasa ke tanah menggunakan Metode Simple Reactance. Metode Simple Reactance membandingkan impedansi saluran terukur dan impedansi yang dihitung ketika gangguan dengan meminimalisir efek dari impedansi gangguan yang dapat membuat penentuan letak gangguan manjadi kurang akurat. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan lokasi gangguan yang sebenarnya dari gangguan yang sudah ditemukan sebelumnya dengan basil perhitungan menggunakan Metode Simple Reactance. Kemudian diketahui persentase error dari masing-masing titik gangguan dan didapat sebanyak 67% dari total titik gangguan yang dihitung mempunyai persentase yang rendah dengan nilai 0.01%-0.8%. Kemudian terdapat 33% dengan basil persentase yang relative tinggi yaitu dengan nilai 7%-8%.