“HEAT EXCHANGER” merupakan inovasi untuk meningkatkan performa bahan bakar B30 yang digunakan pada mesin PLTD Koba Kapasitas 720kW dengan memodifikasi desain aslinya. Ide alat ini adalah mencoba menurunkan kekentalan bahan bakar sesaat sebelum injektor untuk meningkatkan performa pembakaran silinder mesin. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaannya dan mengetahui efek dan manfaat dari penggunaan alat tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian sifat kekentalan bahan bakar terhadap perubahan suhu, pemantauan suhu bahan bakar, pengujian beban variabel, pengujian beban variabel, dan pengumpulan data perawatan. Menguji sifat bahan bakar B30 terhadap overheating dengan fluktuasi temperatur.Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa penyebab tingginya konsumsi bahan bakar B30 adalah rendahnya homogenitas bahan bakar B30, viskositas bahan bakar yang tinggi dan nilai kalor bahan bakar B30 yang rendah. Untuk mengatasinya, BBM B30 diberi heat treatment dengan heat exchanger 40-41°C menunjukkan hasil yang masih sesuai dengan standar solar di 41°C. Saat B30 dipanaskan hingga suhu 41°C, kinerja yang signifikan dicapai dalam pengujian kinerja mesin, yaitu konsumsi spesifik yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi. Namun penggunaan alat membutuhkan energi tersendiri untuk memanaskan bahan bakar, namun hal ini dapat diatasi dengan tetap menjaga efisiensi yang dicapai. Penggunaan alat mungkin diperlukan untuk mencegah kerusakan yang dapat diakibatkan oleh penumpukan jelaga pada bahan bakar B30.

"HEAT EXCHANGER" is an innovation to improve the performance of the B30 fuel used in the Koba diesel engine with a capacity of 720kW by modifying the original design. The idea of this tool is to try to reduce the viscosity of the fuel just before the injector to improve the combustion performance of the engine cylinders. This research was conducted to optimize its use and find out the effects and benefits of using the tool. The activities carried out in this study included testing the viscosity properties of fuel against temperature changes, monitoring fuel temperature, testing variable loads, testing variable loads, and collecting maintenance data. Testing the properties of B30 fuel against overheating with temperature fluctuations. Based on the studies that have been carried out, it is concluded that the cause of the high consumption of B30 fuel is the low homogeneity of B30 fuel, the high viscosity of the fuel and the low calorific value of B30 fuel. To overcome this, BBM B30 is given heat treatment with a heat exchanger 40-41°C shows results that are still in accordance with the diesel standard at 41°C. When B30 is heated to 41°C, significant performance is achieved in engine performance tests, namely lower specific consumption and higher efficiency. However, the use of tools requires separate energy to heat the fuel, but this can be overcome while maintaining the efficiency achieved. The use of tools may be necessary to prevent damage which can be caused by soot buildup in B30 fuel.