Potensi energi matahari di Indonesia perlu dimanfaatkan secara penuh karena mengingat posisi geografis Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa yang memang mendapat paparan sinar matahari paling banyak sepanjang tahun. Pemanfaatan energi matahari dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya (solar module). Pada skripsi ini akan dibahas rancangan implementasi pembangkit listrik tenaga surya rooftop off grid skala rumah tangga. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata bahwa untuk rumah dengan daya 3500 VA tarif R2 kapasitas yang dibutuhkan untuk memasang PLTS rooftop off grid adalah 6 kWp dengan komponen-komponen PLTS berupa 24 modul surya berkapasitas 250 Wp per modul, 2 buah solar charge controller berkapasitas 3,3 kW per SCC, 2 buah inverter berkapasitas 3,2 kW per inverter, dan 8 buah baterai berkapasitas 200 Ah. Anggaran biaya investasi untuk perancangan PLTS Rooftop Off Grid 6 kWp adalah Rp 208.797.117, dengan biaya perawatan setiap tahun sebesar Rp 1.947.734. Kelebihan dari penggunaan perancangan PLTS ini menjamin keandalan yang prima tetapi kelemahannya sistem ini memiliki biaya operasional sedikit lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan oleh PLN.

The potential of solar energy in Indonesia needs to be fully utilized because the geographical position of Indonesia which is located around the equator which is getting the most sun exposure throughout the year. Utilization of solar energy can be done by using solar panels (solar module). In this thesis will be discussed the design of the implementation of solar power plants rooftop off grid in household scale. From the research result, the average of house with power 3500 VA tariff R2, capacity needed to install rooftop off grid PLTS is 6 kWp with PLTS consisting of 24 solar module with 250 Wp per module, 2 solar charge controller with 3,3 kW per SCC, 2 inverter capacities of 3,2 kW per inverter, and 8 pieces battery with capacity of 200 Ah. The investment budget for the design of the Rooftop Off Grid 6 kWp PLTS is Rp 208.797.117, with annual maintenance cost of Rp 1.947.734. The advantages of using the design of this PLTS guarantee the reliability of the prime but the weakness of this system has an operational cost slightly more expensive than the price offered by PLN.