Teknologi boiler supercritical merupakan teknologi baru bagi dunia kelistrikan di Indonesia , PLTU yang sudah mengadopsi teknologi ini masih sangat sedikit. Ditambah juga dengan menipisnya cadangan batubara kualitas tingggi di Indonesia membuat pemerintah harus mulai mengantisipasinya. PT. Lestari Banten Energi merupakan salah satu dari sedikit PLTU yang sudah mengadopsi teknologi boiler supercritical dengan menggunakan batubara kalori rendah sebagai bahan bakar utamanya. Pada skripsi ini akan dikaji seberapa efisienkah penggunaan boiler supercritical yang berbahan bakar batubara kalori rendah dibandingkan dengan boiler subcritical dengan batubara mid rank yang umum digunakan di Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari segi konsumsi bahan bakar boiler supercritical yang menggunakan batubara lowrank dengan nilai 0,557576 mampu mendekati boiler subcritical pembanding yang menggunakan batubara midrank dengan nilai konsumsi bahan bakar 0,514965. Serta effisiensi thermal yang didapatkan menunjukan bahwa penggunaan boiler supercritical menunjang efisiensi pembangkit dengan efisiensi 40,35% berbanding 33,67% efisiensi dari boiler subcritical pembanding. Penggunaan batubara kalori rendah menyebabkan kandungan polutan emisi SOx, NOx, dan fly ash rendah, yang menjadikan emisi pembangkit supercritical jauh lebih rendah dari ketetapan minimal pemerintah.

Supercritical boiler technology is a new technology for electricity in Indonesia, PLTU that has adopted this technology is still very little. Coupled with the depletion of high quality coal reserves in Indonesia, the government must start to anticipate it. PT. Lestari Banten Energy is one of the few power plants that have adopted supercritical boiler technology using low calorie coal as its main fuel. This thesis will examine how efficiently the use of supercritical boilers with low calorie coal compared to subcritical boilers with mid rank coal commonly used in Indonesia. From the results of research shows that in terms of fuel consumption of supercritical boilers using lowrank coal with a value of 0.557576 able to compete with subcritical boiler using mid rank coal with fuel consumption value of 0.514965. And the thermal efficiency obtained shows that the use of supercritical boilers supports the efficiency of the plant with an efficiency of 40.35% versus 33.67% efficiency of the subcritical comparator boiler. The use of low-calorie coal causes low emissions of SOx, NOx, and fly-ash pollutants, which makes supercritical generation emissions much lower than the government's minimum.