Sejak diundangkannya peraturan keselamatan kerja negara, perusahaan pelaksana diwajibkan untuk menerapkan program keselamatan kerja (K3) untuk setiap proyek konstruksi di mana mereka terlibat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur K3, mengetahui prosedur K3 apa saja yang tidak dilaksanakan dan mengetahui resioko apa saja jika prosedur tidak dilaksanakan pada Proyek Konstruksi PLTU Banten 3 Lontar OMU. Pada penelitian ini di digunakan metode kuantitatif deskriptif dimana pengumpulan data dilakukan menggunakan cara survey melalui kuesioner dan divalidasi oleh para pakar untuk penentuan variabel. Kuesioner yang sudah di validasi oleh pakar sebanyak 19 varibel, 19 variabel tersebut yaitu: X1 Pengecekan APD yang layak pakai; X2 Kelengkapan Fasilitas K3; X3 Kondisi fasilitas K3; X4 Pemasangan scaffolding; X5 Penggunaan body harness; X6 Tersedia APAR (Alat Pemadam Api Ringan); X7 Tersedia alat P3K; X8 Tersedia tim medis dilapangan; X9 Rambu-Rambu K3 sesuai dengan lokasi; X10 Tenaga ahli K3 di lapangan; X11 Inspeksi K3 oleh tenaga ahli K3; X12 Ada panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3); X13 Mengetahui tentang peraturan K3 di perusahaan; X14 Paham atas isi dari peraturan K3 yang tersedia; X15 Proyek sudah melaksanakan kebijakan K3; X16 Pedoman Keselamatan dilaksanakan di perusahaan; X17 Morning Induction; X18 Dilaksanakan prosedur keadaan darurat; X19 Safety Patrol. di sebar ke 50 pekerja sebagai responden. Hasil dari penyebaran di olah menggunakan SPSS. Hasil pengolahan menunjukan ada 5 variabel yang tidak terlaksana dengan baik. Dari kelima variabel tersebut di urutkan berdasarpan peringkat risiko dari yang ter besar sampai yang terkecil, Tidak melakukan pengecekan APD yang layak pakai, Tidak dilaksanakannya prosedur keadaan darurat, Tidak melakukan Morning Induction, Tidak mengetahui peraturan K3 di perusahaan, Tidak paham atas isi dari peraturan K3 yang tersedia.

Since the promulgation of the state work safety regulations, implementing companies are required to implement an occupational safety (K3) program for every construction project in which they are involved. The purpose of this study was to find out the K3 procedures, find out what K3 procedures were not implemented and what were the risks if the procedures were not implemented in the PLTU Banten 3 Lontar OMU Construction Project. In this study, descriptive quantitative methods were used where data collection was carried out using a survey through questionnaires and validated by experts for variable determination. Questionnaires that have been validated by experts are 19 variables, these 19 variables are: X1 Checking appropriate PPE; X2 Completeness of K3 Facilities; X3 Condition of K3 facilities; X4 Installation of scaffolding; X5 Use of body harness; X6 Available APAR (Light Fire Extinguisher); X7 First aid kit available; X8 Medical team available in the field; X9 OHS Signs according to location; X10 OHS experts in the field; X11 OHS inspection by OHS experts; X12 There is an occupational safety and health committee (P2K3); X13 Knowing about K3 regulations in the company; X14 Understand the contents of the available K3 regulations; X15 The project has implemented the OHS policy; X16 Safety Guidelines implemented in the company; X17 Morning Induction; X18 Implemented emergency procedures; X19 Safety Patrol. distributed to 50 workers as respondents. The results of the deployment are processed using SPSS. The processing results show that there are 5 variables that are not implemented properly. The five variables are sorted by risk rating from the largest to the smallest, Not checking for proper PPE, Not carrying out emergency procedures, Not doing Morning Induction, Not knowing K3 regulations in the company, Not understanding the contents of K3 regulations which is available.