Kebutuhan tenaga listrik di indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Saluran transmisi membawa tenaga listrik dari pusat pembangkitan ke pusat beban melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) atau saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Pada saluran transmisi terdapat rugi – rugi tegangan dan rugi – rugi daya yang disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah faktor korona dan tahanan konduktor, sehingga mengakibatkan jatuh tegangan dan kapasitas penghantar menurun. Jika salah satu jaringan penghantar padam maka jaringan penghantar lainnya akan menopang beban yang tidak sesusai dengan kapasitas penghantar tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan analisa tentang kerugian daya yang terjadi, sehingga nantinya berguna dalam mengetahui sistem pembebanan saluran transmisi. Saluran transmisi di Tebing Tinggi – Kuala Tanjung menggunakan ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforced) yang terdiri dari campuran aluminium dan baja dengan diameter 240 mm2 . Dengan diameter konduktor ACSR masih memungkinkan untuk rugi-rugi daya yang nilainya besar. Dengan alasan tersebut maka PT. PLN (Persero) UPT Pematang Siantar akan merekonduktoring penghantar menggunakan konduktor ACCC yang memiliki current carrying 2 kali lipat dari ACSR guna menurunkan rugi-rugi daya pada Tebing Tinggi – Kuala Tanjung. Dalam analisis perhitungan rugi-rugi daya ini, dapat disimpulkan bahwa rekonduktoring dari konduktor ACSR menjadi ACCC dapat meningkatkan efisiensi saluran transmisi sampai dengan 1,35% dan menambah kapasitas kuat hantar arus dua kali lipat pada penghantar serta mengurangi kerugian daya dari 4,78 megawatt menjadi 3,87 megawatt.

Electricity needs in Indonesia continue to increase in accordance with the rate of economic growth and industry and population growth. The transmission line carries power from the center of the generation to the load center through a high-voltage airway (SUTT) or an extra high-voltage airway (SUTET). In the transmission line there are loss - loss and loss - loss of power caused by several factors such as corona and conductor resistance, resulting in voltage drop and decreasing conductor capacity. If one of the conductor networks is extinguished then the other delivery network will support loads that are not suited to the carrying capacity. Based on this, then conducted an analysis of the loss of power that occurs, so that later useful in knowing the transmission line transmission system. Transmission lines in Tebing Tinggi - Kuala Tanjung use ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforced) consisting of a mixture of aluminum and steel with a diameter of 240 mm2. With ACSR conductor diameter still possible for power losses of great value. For that reason, PT. PLN (Persero) UPT Pematang Siantar will recondition conductor using ACCC conductor which has twice carrying current carrying from ACSR to decrease power losses at Tebing Tinggi – Kuala Tanjung. In the calculation of these power loss calculations, it can be concluded that the reconductoring of ACSR conductors into ACCC can increase transmission line efficiency up to 1.35% and increase the carrying capacity of current doubled current in the conductor and reduce the power loss from 4.78 megawatts to 3.87 megawatts.