Indonesia merupakan negara dengan intensitas petir yang tinggi. Rata-rata petir di
Indonesia tercatat berada pada 40 kA. Salah satu karakteristik petir adalah menyambar
bangunan yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem transmisi di
Indonesia. Dikarenakan sistem transmisi di Indonesia mayoritas menggunakan saluran
udara, oleh karena itu perlu adanya proteksi terhadap saluran transmisi. Dalam skripsi ini,
dilakukan penelitian terhadap saluran transmisi 150 kV penghantar Jatirangon-Cibubur
melihat pada jalur penghantar ini sering mengalami gangguan akibat sambaran petir.
Sambaran petir yang berada di jalur penghantar Jatirangon-Cibubur memiliki nilai arus
rata-rata sebesar 30,38 kA. Berdasarkan hasil simulasi sambaran petir pada menara
transmisi penghantar Jatirangon-Cibubur diketahui arus kritis yang menyebabkan
shielding failure berada pada angka 15,81 kA, namun hal ini tidak menyebabkan
terjadinya back flashover. Sedangkan jika nilai resistansi pentanahan diturunkan, maka
tegangan yang timbul akibat sambaran petir mendapat pengurangan sebesar 5,43%.
Simulasi sambaran petir ini dilakukan pada software Alternative Transients Program
(ATP) atau yang lebih dikenal dengan ATP draw.