Dalam suatu proyek konstruksi sangat jarang apa yang direncanakan akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan dilaksanakan penelitian ini ialah untuk mengetahui percepatan waktu dan biaya yang dapat diminimalisir pada Proyek Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Tahap 1. Berdasarkan laporan realisasi sampai minggu ke-38 atau 266 hari kerja baru mencapai 52% sedangkan persentaseerencana sebesar 72%, sehingga terjadi deviasi antaraarencana dan realisasi. Akibatnya pekerjaan mengalami keterlambatan yang awalnya direncanakan selesai dalam waktu 366 hari menjadi 439 hari. Untuk mempercepat waktu penyelesaiannpekerjaan struktur lantai 10 agar tidak terjadi keterlambatannmaka kajian ini menggunakannmetode fast track dan crash program kemudian dibandingkan hasilnya. Dari aspek biaya dengan menggunakan metode fast track membutuhkannbiaya sebesar Rp 3.876.214.931, sedangkan dengan metode crash program membutuhkan biaya sebesar Rp 3.900.561.400,27. Kedua metode tersebut mampummengurangi biaya akibat keterlambatan proyek sebesar Rp 3.945.103.682,64. Dari segi biaya metode fast track lebihamurah, akan tetapi memilikiaresiko yang lebih besar karena apabila salah satu pekerjaan yang berada pada lintasan kritis mengalami keterlambatannakan mempengaruhiepekerjaan lainnya.

In a construction project, it is very rare that what is planned will go as desired. The purpose of this research is to determine the acceleration of time and costs that can be minimized in the Taman Ismail Marzuki Revitalization Project Phase 1. Based on the realization report until the 38th week or 266 working days it only reached 52% while the planned percentage was 72%, so there was a deviation between the plan and realization. As a result, the work was delayed which was originally planned to be completed within 366 days to 439 days. To speed up the completion time of the 10th floor structure work so that there are no delays, this study uses the fast track method and crash program and then compares the results. From the cost aspect, using the fast track method requires a cost of Rp. 3,876,214,931, while the crash program method requires a cost of Rp. 3,900,561,400.27. Both methods are able to reduce costs due to project delays of Rp. 3,945,103,682.64. In terms of cost, the fast track method is cheaper, but has a greater risk because if one of jobs on the critical path experiences delays, it will affect other jobs.