Beton merupakan material yang,konvensional danndigunakan secara umum untuk membangun infrastruktur karena bahan pembuat beton mudah didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau dan cara pembuatannya relatif sederhana, penggunaan beton tidak ramah lingkungan karena pembuatan semen menghasilkan emisi gas rumah kaca (karbondioksida) Produksi semen tahunan dunia sebesar 1,6 miliar ton menyumbang sekitar 7% dari pemuatan karbondioksida ke atmosfer. Abu terbang (fly ash) merupakan limbah pembakaran batu bara yang menyebabkan pencemaran udara dan air tanah, tetapi mempunyai potensi tinggi sebagai pengganti semen Portland pada pembuatan beton, fly ash tidak memiliki daya pengikat seperti semen Portland. Penambahan air dan aktivator (sodium metasilikat) akan mengakibatkan reaksi kimia antara oksida silikat yang terdapat pada fly ash dengan sodium metasilikat. Limbah kaca hasil industri maupun rumah tangga dalam jumlah yang besar merupakan salah satu masalah untuk lingkungan, di tahun 2008 limbah kaca yang dihasilkan oleh 26 kota besar di Indonesia mencapai 0,7 ton pertahunnya. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah fly ash 30% dan glass powder sebanyak 20% dari jumlah semen dan sodium metasilikat sebagai bahan tambah semen dengan variasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Direncanakan sesuai dengan SNI 7656 2012, dengan slump 75-100 mm. Parameter pengujian adalah slump test, kuat tekan, kuat Tarik belah dan absorpsi beton, untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari, sedangkan pengujian absorpsi dilakukan pada hari ke 28. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tekan optimum terdapat pada variasi fly ash 30% dan glass powder 20% dari jumlah semen yaitu 22,94 MPa pada umur 28 hari dengan nilai absorpsi sebesar 1,08% dan nilai slump sebesar 8,5 cm. Kuat tekan terendah terdapat pada beton variasi fly ash 30% dan glass powder sebanyak 20% dari jumlah semen sebesar 16,10 MPa dengan nilai absorpsi sebesar 1,18% dan nilai slump sebesar 7 cm.

Concrete is a material that is conventional and used in general to build infrastructure because the material for making concrete is easy to obtain at a relatively affordable price and the method of manufacture is relatively simple, the use of concrete is not environmentally friendly because the manufacture of cement produces greenhouse gas emissions (carbon dioxide). 1.6 billion tonnes accounted for about 7% of the carbon dioxide load into the atmosphere. Fly ash (fly ash) is a waste of coal combustion that causes air and groundwater pollution, but has a high potential as a substitute for Portland cement in the manufacture of concrete, fly ash does not have a binding power like Portland cement. The addition of water and activator (sodium metasilicate) will result in a chemical reaction between the silicate oxide found in fly ash and sodium metasilicate. Glass waste produced by industry and households in large quantities is a problem for the environment, in 2008 glass waste produced by 26 big cities in Indonesia reached 0.7 tons per year. The variations used in this study were 30% fly ash and 20% glass powder from the amount of cement and sodium metasilicate as cement additive with variations of 0%, 5%, 10% and 15%. Planned according to SNI 7656-2012, with slump 75-100 mm. The test parameters were slump test, compressive strength, split tensile strength and concrete absorption, for testing the compressive strength and tensile strength at the age of 7 days, 14 days, and 28 days, while the absorption test was carried out on day 28. The results showed that the strength value was The optimum pressure is found in the variation of fly ash 30% and glass powder 20% from the amount of cement, which is 22.94 MPa at the age of 28 days with an absorption value of 1.08% and a slump value of 8.5 cm. The lowest compressive strength is found in 30% fly ash and 20% glass powder from the cement amount of 16.10 MPa with an absorption value of 1.18% and a slump value of 7 cm.