Energi surya merupakan sumber energi terbarukan yang tersedia secara berlimpah di Indonesia. Salah satu cara memanfaatkan energi surya adalah dengan mengubahnya menjadi energi listrik menggunakan modul PV atau modul surya yang disebut pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit tenaga listrik berkembang pesat, akan tetapi belum ada standard terkait pembangunan PLTS di Indonesia. Belakangan ini, tarif dasar listrik terus meningkat, Maka untuk penghematan energi dan biaya tarif daya listrik, maka pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi salah satu pilihan yang tepat. Pembangunan PLTS dapat diterapkan pada lahan kosong yang tidak terpakai. Dalam merancang PLTS untuk gedung arsip dan perpustakaan Kabupaten Agam Sumatera Barat ini, dibutuhkan perhitungan yang akurat untuk menentukan sistem fotovoltaik yang ideal. Dalam perencanaan ini dilakukan perhitungan untuk kebutuhan beban pemakaian lampu (penerangan) yang dipakai pada gedung sebesar 4312Wh perharinya. Karakteristik modul surya yang digunakan berkapasitas 200Wp dan inverter dengan kapasitas daya 1 kW. Dengan beban tahunan sebesar 2424,33 Kwh / Tahun, performance ratio (PR) sebesar 77% yang artinya pembangkit listrik tenaga surya layak untuk digunakan pada gedung tersebut dan biaya investasi awal sebesar Rp. 33.450.000. Perecanaan pemasangan PLTS pada gedung tersebut dapat terlihat bahwa kembalinya biaya investasi awal akan didapatkan kembali dalam jangka waktu 7,9 tahun Apabila setiap komponen terpasang telah memenuhi spesifikasi, maka sistem PLTS ini akan mampu mensuplai daya yang dibutuhkan untuk penerangan pada gedung tersebut.

Solar energy is renewable energy source that are available in abundance in Indonesia. One way to utilize solar energy is to convert it into electrical energy using a PV module or solar module called a solar power plant (PLTS). The utilization of solar energy as a power plant is fast developing, but there is no standard related to the construction of PLTS in Indonesia. Lately, the basic electricity tariffs continue to increase, so for energy savings and the cost of electricity tariffs, then the construction of solar power plants (PLTS) is one of the right choices. PLTS development can be applied to unused empty land. In designing the PLTS on unused empty land, it requires an accurate calculation to determine the ideal photovoltaic system. In this plan, calculation is done for the needs of the lamp usage load (lighting) used in the building of 4312Wh per day. Characteristics of solar module is used with a capacity of 200Wp and an inverter with a power capacity of 1 kW. With an annual load of 2424.33 Kwh / Years, performance ratio (PR) of 77% means that solar power plant is feasible for use in the building and initial investment cost of Rp. 33.450.000. Planning of the installation of the PLTS in the building can be seen that the return of the initial investment cost will be recovered within 7.9 years. If each installed component has met the specifications, then the PLTS system will be able to supply the power needed for lighting on the building.