Salah satu gangguan yang pernah terjadi di PLTD Kota Tanjung Pinang yaitu PLTD Air
Raja pada saat proses sinkronisasi yaitu adanya daya balik yang mengarah ke generator.
Karna PLTD Air Raja ini terinterkoneksi dengan suatu sistem maka diharuskan untuk
memiliki sistem proteksi yang baik salah satunya yaitu pada peralatan Relay Reverse
Power agar tidak adanya daya balik yang berlebihan mengarah ke generator yang dapat
menyebabkan generator menjadi motor dan beralih fungsi menjadi beban didalam suatu
sistem. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah mengetahui settingan serta memastikan
bahwa settingan pada Relay Reverse Power PLTD Air Raja masih layak dan masih sesuai
settingan yang ada pada manual book maupun standard internasional serta di validasi
melalui software ETAP. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan setting Relay
Reverse Power , membandingkannya dengan standar serta simulasi pada software ETAP
untuk dapat dilakukan validasi dan analisa. Hasil perhitungan yang didapat yaitu Relay
Reverse Power di setting pada 4% daya balik yang mengarah ke generator yaitu sebesar
226,016 kW yang bekerja dalam kurun waktu 2,5 detik. Hasil tersebut dilakukan
perbandingan terhadap standard dan didapat bahwa Relay Reverse Power PLTD Air Raja
masih berada dalam settingan standard IEEE C37.102-2006. Kesimpulan yang didapat
pada pembahasan skripsi ini yaitu Relay Reverse Power PLTD Air raja bekerja sesuai
settingan di lapangan pada simulasi software ETAP yang dilakukan berdasarkan
kronologi gangguan yang pernah terjadi pada sistem distribusi Bintan saat proses
sinkronisasi.