Semakin bertambahnya jumlah penduduk, semakin bertambah pula kegiatan yang
dilakukan manusia. Untuk memperlancar kegiatan-kegiatan tersebut, maka ada beberapa
faktor pendukung, salah satunya adalah transportasi. Kendaraan bermotor (konvensional)
menjadi penghasil polusi terbesar dengan menghasilkan sisa berupa CO dan CO2. Akibat
dari polusi yang tinggi, maka efek emisi gas rumah kaca juga semakin parah. Agar
pencemaran lingkungan tidak semakin parah, maka pemerintah Indonesia
mendeklarasikan Net Zero Emission (NZE) untuk mendukung penurunan emisi karbon.
Adapun kebijakan yang dapat dilakukan adalah dengan beralih dari kendaraan
konvensional menjadi kendaraan listrik. Namun hal ini merupakan hal yang sia-sia
apabila kebutuhan listrik kendaraan listrik ini dipenuhi dengan listrik yang berasal dari
pembangkit listrik tenaga konvensional. Hal ini dapat diatasi dengan pemasangan
pembangkit listrik tenaga surya bagi skala rumah tangga maupun industri. Dalam
perancangan pembangkit listrik tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
mobil listrik jenis Wuling Air EV di perkantoran kecil ini, diperlukan 12 buah panel surya
dengan daya 550 Wp dan sebuah inverter dan 5 baterai dengan total investasi awal
komponen sebesar Rp99.591.901,4. Dari hasil perancangan dan perhitungan yang
dilakukan ini layak secara teknis karena dapat memenuhi kebutuhan energi pada mobil
listrik namun secara ekonomi perlu dipertimbangkan kembali.