Aspal porus ialah campuran aspal yang didisain memiliki porositas yang tinggi dibanding dengan perkerasan-perkerasan lainnya. Aspal porus memiliki kandungan rongga udara yang lebih besar sehingga mampu mengalirkan air baik secara horizontal maupun vertikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik campuran aspal porus terhadap substitusi fillernabu batu apung. Pembuatan sampel untuk penentuan kadar aspal optimum (KAO) berdasarkan metode Australian Asphalt Pavement Association (AAPA) dengan beberapa parameter yaitu;Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) dan Voids In Mix (VIM) dengan kadar aspal 4%, 4,5%, 5%, 5,5% dan 6% sebelum disubstitusi denganabu batu apung. dilakukan pengujian dan perhitungan parameter Marshall, CL dan AFD untuk mendapatkan KAO. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai KAO sebesar 4,95% kemudian dibuat benda uji pada nilai KAO dengan penambahan abu batu apung variasi 0%, 0,5%, 1%,dan 1,5%. Dari pengujian yang telah ditambahkanabu batu apung didapatkan hasil dengan nilai stabilitas lebih besar pada kadar abu batu apung 0,5% sebesar 795,10 Kg dan penurunan nilai Flow setelah mencapai kadar optimumnya 1%. Aspal porus yang beronggna dengan penambahan abu batu apung dapat mengisi rongga udara (VIM) yang mengindikasikan campuran menghasilkan daya ikat yang kuat dan pada kadar abu batu apung 0,5% menghasilkan tingkat kehilangan berat yang besar yaitu 12,82% dibandingkan tanpa adanya campuran abu batu apung sebesar 10,59% serta peningkatan kualitas aspal setelah tambahanabu batu apung pada kadar 1% terhadap nilai pemisahan agregat (Asphalt Flow Down). Maka setelah dilakukan analisa didapat persentase optimum penambahan abu batu apung untuk perkerasan aspal porus sebesar 0,5%.

Porous asphalt is an asphalt mixture that is designed to have a high porosity compared to other pavements. Porous asphalt contains a larger air cavity so that it is able to drain water both horizontally and vertically. This study aims to determine the characteristics of the porous asphalt mixture against the substitution of pumice ash filler. Making samples for determining the optimum asphalt content (KAO) based on the Australian Asphalt Pavement Association (AAPA) method with several parameters, namely; Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) and Voids In Mix (VIM) with asphalt content of 4%, 4.5%, 5%, 5.5% and 6% before being substituted with pumice ash. testing and calculation of Marshall, CL and AFD parameters were carried out to obtain KAO. Based on the results of the study, the KAO value was 4.95% and then the test object was made at the KAO value with the addition of pumice ash variations of 0%, 0.5%, 1%, and 1.5%. From the test that has been added pumice ash, the results obtained with a greater stability value at 0.5% pumice ash content of 795.10 Kg and a decrease in Flow value after reaching the optimum level of 1%. The addition of pumice ash can reduce air voids (VIM) which indicates the mixture produces a strong binding capacity and at 0.5% pumice ash content results in a large weight loss rate of 12.82% compared to without a mixture of pumice ash 10,59% and an increase in asphalt quality after the addition of pumice ash at a level of 1% to the aggregate separation value (Asphalt Flow Down). So after the analysis, the optimum percentage of pumice ash addition for porous asphalt pavement is 0,5%.