Distribusi tenaga listrik di kota besar seperti di Jakarta saat ini hanya menggunakan penyulang 20 kV, baik yang berbentuk spindel maupun radial. Dengan terjadinya kenaikan beban yang berjalan bertahun-tahun sehingga padat beban perkilometer persegi terus naik, maka penggunaan penyulang 20 kV menghadapi masalah rugi tegangan yang berlebihan yang dapat melebihi 5%. Di sisi lain pembangunan GI 150/20 kV maupun pengembangan jaringan SKTM 20 kV mengalami kendala dalam pengadaan lahan. Dalam skripsi ini dilakukan kajian untuk mengatasi hal ini dengan cara mengembangkan saluran 70 kV dengan menggunakan metode studi pustaka. Saluran 70 kV bisa digunakan dengan saluran udara, menggunakan tiang beton sehingga tidak timbul masalah pembebasan lahan. Adapun saluran 70 kV hanya menghasilkan rugi tegangan sebesar 0,258%. Dalam pengembangannya sistem 70 kV dapat dilakukan dengan intensifikasi lahan GH menjadi GIS 70/20 kV dan menambah trafo IBT 150/70 kV 60 MVA, untuk meningkatkan kualitas pasokan energi listrik dan menambah kapasitas terpasang.

Electrical energy distribution in big cities such as Jakarta currently just use 20 Kv feeder, spindle or radial. There is increase in load that has happened for years so that the load continues to rise. Thus, using 20 kV feeder faces the problem of excessive voltage loss that can be more than 5%. In the other hand, GI 150/20 kV development or SKTM network development have obstacles in land equitation. This research conducted the study to solve the problem by developing 70 kV power line by using literature review method. 70 kV power line can be used with air duct, using concrete pillars so that there will not be the problem of land acquisition. 70 kV power line just produces the loss of 0,258% voltage. Developing 70 kV system can be conducted by GH land intensification becomes GIS 70/20 kV and adds trafo IBT 150/70 kV 60 MVA, to increase the quality of electric energy supply and increase installed capacity.