Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan kapasitas energi setiap tahun. Kita ketahui pada umumnya pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Hal ini memunculkan masalah baru bagi pihak penyedia tenaga listrik yang dituntut untuk terus meningkatkan kontuinitas supply daya listrik yang baik. Salah satu upaya teknis untuk mengatasi hal tersebut dan menurunkan nilai rugirugi daya dan jatuh tegangan pada sistem, yaitu dengan membangun pembangkit tersebar (distributed generation) bersifat renewable energy di titiktitik yang jauh dari pusat pembangkitan dan dekat dengan pusat beban. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hadir sebagai solusi dengan menimbang potensi energi surya yang sangat baik, rata-rata 4,80 kWh/m2 /hari. Sehingga bisa dikaji jatuh tegangan dan rugi-rugi daya setelah PLTS pada distributed generation tersebut beroperasi pada sistem distribusi 20 kV, pada penelitian ini diterapkan pada penyulang Photo di Gardu Induk Kembangan. Dengan skenario pertumbuhan beban yang diasumsikan pada penyulang Photo sebesar 6,2%, Kemudian pada tahun 2016,201, dan 2018 dapat menurunkan jatuh tegangan sebesar 0.44%, 0,53% dan 0.45%.menurunkan rugi-rugi daya sebesar sebesar 9 kW, 9,5 kW, dan 10,6 kW. Konsep PLTS pada distributed generation hanya dapat menurunkan rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada siang hari, sehingga guna mengoptimalkan penurunan rugi-rugi daya dan jatuh tegangan dibutuhkan pembangkit lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Biogas agar dapat mengatasi beban pada malam hari.

Population growth rate continues to increase proportional to the increase in the energy capacity requirements every year. We know the general power plants are usually built away from residential areas. This raises new problems for the electricity providers are required to continuously improve the electric power supply and good continuity. One of the technical effort to overcome these problems and decrease the value of power loss and drop voltage on the system, by building a plant spread (distributed generation) is renewable energy at points far from the center of the generation and close to load centers. Photovoltaic plant is present as a solution by weighing the potential of solar energy is very good, an average of 4.80 kWh/m2 /day. So that could be studied power loss and drop voltage on a distributed solar power generation after the operation at 20 kV distribution system, in this study applied to the feeder Photo in substation Kembangan. With the growth scenario assumed in the load feeder Photo by 6.2%, in 2016,2017,and 2018 reduce lower the drop voltage of 0.44%, 0,53% dan 0.45%. and then power loss of 9 kW, 9,5 kW, dan 10,6 kW.PLTS concept in distributed generation can only lower power loss and drop voltage during the day, so in order to optimize the reduction in power loss and drop voltage is needed other plants such as Waste Biogas Power Plant in order to cope with the load at night.