Musim kemarau adalah musim yang cukup sulit untuk warga desa Muara Jaya 2. Setiap kali musim kemarau datang selalu berdampak kerugian di sektor ekonomi dan pertanian. Kekurangan air saat musim kemarau menjadi penyebab dari permasalahan warga desa Muara Jaya 2, untuk memenuhi keperluan air konsumsi warga desa harus membeli air minum di depot air terdekat. Oleh karena itu Fog Catcher menjadi solusi atas permasalahan air di desa Muara Jaya 2. Fog Catcher pertama kali tercetus oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat di Negara Maroko yang bertujuan untuk membantu kekeringan suatu daerah di bagian utara Maroko. Hembusan angin yang cukup cepat dan kelembaban udara daerah juga berpengaruh memaksimalkan potensi alat tersebut untuk menangkap kabut. Sehingga menghasilkan air untuk dikonsumsi. Dengan hasil nilai produktifitas rata-rata variasi sebesar 0,0236 l/h/m2 (3 jam); 0,0363 l/h/m2 (6 jam); 0,0376 l/h/m2 (12 jam).

The dry season is quite a difficult season for the villagers of Muara Jaya 2. Every time the dry season comes, it always results in losses in the economic and agricultural sectors. Lack of water during the dry season is the cause of the problems for the residents of Muara Jaya 2 village, to meet their drinking water needs, the villagers have to buy drinking water at the nearest water depot. Therefore, the Fog Catcher is the solution to the water problem in Muara Jaya village 2. The Fog Catcher was first conceived by an Non Government Organization in Morocco which aims to help the drought of an area in northern Morocco. The wind gusts are quite fast and the humidity in the area also has an effect on maximizing the potential of the tool to capture fog. This produces water for consumption. With the results of the average productivity value variation of 0.0236 l/h/m2 (3 hours); 0.0363 l/h/m2 (6 hours); 0.0376 l/h/m2 (12 hours).