Indonesia menjadi negara dengan cadangan aspal terbesar di dunia. Disamping itu, Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki temperatur udara cendrung tinggi yang memicu kerusakan dini pada aspal. Untuk itu diperlukan aspal dengan tambahan bahan agar mampu meningkatkan daya tahan aspal. Bahan tambah yang digunakan yaitu serbuk besi. Penambahan serbuk besi dalam CPHMA guna mengurangi limbah besi dan meningkatkan mutu aspal yang memiliki daya tahan yang lebih kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk besi pada CPHMA dengan suhu pemadatan bervariasi terhdapap karakteristik Marshall. Penambahan serbuk besi yaitu penambahan dengan kadar 0%, 5%, dan 10%. Dipadatkan dengan variasi suhu 30°C, 60°C, 90°C, 120°C, dan 150°C. Metode yang digunakan yaitu mencampurkan CPHMA dengan serbuk besi yang sudah ditimbang sesuai kadar rencana, kemudian dipanaskan, dipadatkan, direndam 24 jam, ditimbang berat dalam air dan jenuh air, direndam 30 menit dengan suhu 60°C, dan terakhir di uji Marshall. Berdasarkan pengujian marshall, nilai stabilitas tertinggi dengan memenuhi syarat spesifikasi ada pada kadar penambahan serbuk besi 5% dengan suhu pemadatan 120°C sebesar 1315 kg, dengan nilai VFB 76%, VIM 4%, VMA 18%, dan Kelelehan 5 mm. Stabilitas mengalami peningkatan di tiap peningkatan variasi. Pada penelitian ini, penambahan serbuk besi dapat menambah stabilitas pada CPHMA.

Indonesia is a country with the largest asphalt reserves in the world. Besides that, Indonesia is a tropical country that has high air temperatures what trigger premature damage to asphalt, for that, asphalt with additional materials is needed to be able to increase the durability. The added of material used is iron powder. The addition of iron powder in CPHMA is for reduce iron waste and improve the quality of asphalt which has stronger durability. This study aims to determine the effect of iron filings on CPHMA with varying compaction temperature to the Marshall characteristics. The addition such as 0%, 5%, and 10% levels. Compacted with variations in temperature of 30°C, 60°C, 90°C, 120°C, and 150°C. The method used to mix CPHMA with iron powder which has been weighed according to the plan level, then heated, compacted, soaked for 24 hours, weighed in water and saturated with water, soaked for 30 minutes at 60°C, and finally in the Marshall test. Based on the Marshall test, the highest stability value by include qualified the specifications is at the addition of 5% iron powder with a solidification temperature of 120°C for 1436 kg, with a VFB value of 76%, VIM 4%, VMA 18%, and a yield of 5 mm. Stability increased with each addition of increase variated. In this study, the addition of iron powder can add stability to CPHMA.