Salah satu masalah umum dalam sistem distribusi adalah ketidakseimbangan beban dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem tiga fasa dapat menyebabkan aliran arus pada kawat netral transformator, yang mengakibatkan rugi-rugi energi atau energi terbuang yang tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu, penyeimbangan beban listrik perlu dilakukan agar transformator dapat beroperasi secara optimal. Standar yang disarankan untuk ketidakseimbangan beban adalah kurang dari 20%. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menghitung persentase ketidakseimbangan yang terjadi pada gardu distribusi di Penyulang Penyulang PT PLN (Persero) ULP Bombana sebelum dan setelah dilakukan penyeimbangan beban, serta menentukan pengaruh penyeimbangan beban terhadap penekanan rugi daya dan rugi energi/losses. Adapun metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu studi literatur dan observasi langsung ke lapangan. Pada gardu distribusi dengan nama BMBA-04, AKCP01, dan BTPT-02, persentase ketidakseimbangan rata ratanya adalah 52%, 30% dan 44%. Adapun setelah dilakukan penyeimbangan masing masing persentase rata ratanya turun menjadi 14%, 4% dan 15%. Karena ketidakseimbangan tersebut, muncullah nilai arus netral dimana sebelum penyeimbangan rata rata nilai arus netral pada ketiga trafo tersebut adalah 45,6 A, 52,8 A, 44,2 A dan setelah dilakukan penyeimbangan beban, arus netralnya turun menjadi rata-rata 23,9 A, 28,4 A dan 21,5 A. Setelah arus netral didapatkan maka dapat di hitung nilai losses dan penghematan energi sebelum dan setelah penyeimbangan dimana sebelum penyeimbangan nilai lossesnya dalam kurun waktu 17:00 – 22:00 WITA adalah 2.092,2 kWh/bulan, setelah penyeimbangan beban, nilai lossesnya menjadi 550,8 kWh/bulan. Sehingga nilai penghematan energi yang didapatkan adalah 1541,4 kWh/bulan, dimana hasil konversinya ke rupiah sebesar Rp 2.083.972,8 (daya 900 VA) dan Rp 2.226.427,17 (daya 1300 VA).

One of the common problems in the distribution system is load imbalance in meeting electricity needs. Load imbalance in a three-phase system can cause current flow in the neutral wire of the transformer, resulting in energy losses or wasted energy that is not utilized. Therefore, electrical load balancing needs to be done so that the transformer can operate optimally. The recommended standard for load imbalance is less than 20%. The purpose of this activity is to calculate the percentage of imbalance that occurs at the distribution substation at the PT PLN (Persero) ULP Bombana Feeder before and after load balancing, as well as determining the effect of load balancing on suppressing power losses and energy losses/losses. The methods used in this activity are literature study and direct observation in the field. At distribution substations with the names BMBA-04, AKCP-01, and BTPT-02, the average imbalance percentage is 52%, 30% and 44%. However, after balancing each percentage, the average percentage decreased to 14%, 4% and 15%. Because of this imbalance, a neutral current value appears where before balancing the average neutral current value on the three transformers is 45.6 A, 52.8 A, 44.2 A and after load balancing, the neutral current drops to an average of 23. 9 A, 28.4 A and 21.5 A. After the neutral current is obtained, the value of losses and energy savings can be calculated before and after balancing, where before balancing the value of losses in the period 17:00 – 22:00 WITA is 2,092.2 kWh/month, after load balancing, the value of losses is 550, 8 kWh/month. So the energy savings value obtained is 1541.4 kWh/month, where the conversion results to rupiah are IDR 2,083,972.8 (900 VA power) and IDR 2,226,427.17 (1300 VA power).