Deteksi gangguan pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) sangat krusial dalam menjaga kontinuitas pasokan listrik dan menghindari pemadaman yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi frekuensi sinyal alat Tracer terhadap akurasi estimasi lokasi gangguan pada kabel bawah tanah, serta mengevaluasi error yang ditimbulkan pada penyulang dan strategi pemeliharaan kabel lawas yang mengalami gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pengujian melalui pengujian frekuensi 500 Hz, 512 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, dan 900 Hz menggunakan alat Tracer, dan membandingkannya dengan jarak aktual dari Walking Meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi berbeda pada tiap penyulang : error terkecil untuk frekuensi 500 Hz yaitu pada penyulang Cereme sebesar 0,51%, untuk frekuensi 512 Hz yaitu pada penyulang Batalyon sebesar 0,54%, untuk frekuensi 600 Hz yaitu pada penyulang Kelasi dan penyulang Gagah sebesar 0,34% dan 0,31%, untuk frekuensi 700 Hz yaitu pada penyulang Mande sebesar 0,50%, untuk frekuensi 800 Hz yaitu pada penyulang Bokor sebesar 0,15%. Selisih antara estimasi lokasi dan lokasi aktual menunjukkan bahwa pemilihan frekuensi sangat memengaruhi akurasi pelacakan gangguan. Selain itu, kabel yang sudah lawas memiliki risiko lebih rentan terhadap gangguan, sehingga menyebabkan kerusakan gangguan termal sehingga diperlukan pemeliharaan berkala. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan frekuensi tracer yang tepat dapat meningkatkan akurasi deteksi dan efisiensi waktu perbaikan gangguan.

Fault detection in Medium Voltage Underground Cable (MVUC) systems is crucial for maintaining the continuity of power supply and preventing prolonged outages. This study aims to analyze the impact of signal frequency variation in the Tracer device on the accuracy of fault location estimation in underground cables, as well as to evaluate the resulting errors on feeders and maintenance strategies for aged cables experiencing singlephase-to-ground short circuit faults. Data collection was conducted through testing at frequencies of 500 Hz, 512 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, and 900 Hz using a Tracer device, with results compared to actual distances measured by a Walking Meter. The findings indicate that different frequencies yield varying accuracy levels across different feeders: the smallest error for 500 Hz was found on the Cereme feeder at 0.51%, for 512 Hz on the Batalyon feeder at 0.54%, for 600 Hz on the Kelasi and Gagah feeders at 0.34% and 0.31% respectively, for 700 Hz on the Mande feeder at 0.50%, and for 800 Hz on the Bokor feeder at 0.15%. The discrepancy between estimated and actual fault locations highlights that frequency selection significantly affects fault tracking accuracy. Moreover, aged cables are more susceptible to faults, particularly thermal-related damage, thus requiring regular maintenance. This study demonstrates that using the appropriate tracer frequency can enhance detection accuracy and improve the efficiency of fault repair efforts.