Rugi-rugi (losses) teknis pada jaringan distribusi tenaga listrik merupakan tantangan operasional yang berdampak langsung pada efisiensi finansial PT PLN (Persero). Salah satu penyebab utama dari rugi-rugi teknis di tingkat Jaringan Tegangan Rendah (JTR) adalah kondisi beban tidak seimbang pada transformator distribusi, yang mengakibatkan munculnya arus tinggi pada penghantar netral dan pembumian sehingga sebagian energi terbuang menjadi panas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode pemerataan beban (load balancing) sebagai solusi untuk menekan rugi-rugi daya dan menghitung secara kuantitatif dampak finansial yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada lima unit gardu distribusi di PT PLN (Persero) ULP Aek Nabara (AN19, AN45, AN05, AN06, dan AN13) dengan melakukan pengukuran arus sebelum dan sesudah tindakan pemerataan beban. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebelum perbaikan, total estimasi kerugian tahunan dari kelima gardu tersebut mencapai Rp 7.338.782,- . Setelah implementasi pemerataan beban, total kerugian berhasil ditekan secara signifikan menjadi Rp 1.232.819,-. Penelitian ini membuktikan bahwa pemerataan beban adalah metode yang sangat efektif, dengan total penyelamatan potensi kerugian finansial mencapai Rp 6.105.963,- per tahun, yang dicapai melalui penurunan arus netral dan peningkatan efisiensi sistem secara keseluruhan.

Technical losses in the electrical power distribution network present an operational challenge that directly impacts the financial efficiency of PT PLN (Persero). A primary cause of these technical losses at the Low Voltage Network (LVN) level is the unbalanced load condition on distribution transformers, which results in high currents in the neutral and grounding conductors, causing a portion of energy to be wasted as heat. This research aims to analyze the effectiveness of the load balancing method as a solution to reduce power losses and to quantitatively calculate the resulting financial impact. The research method employed was a case study on five distribution substation units at PT PLN (Persero) ULP Aek Nabara (AN19, AN45, AN05, AN06, and AN13), involving current measurements before and after the load balancing intervention. The analysis results show that before the improvement, the total estimated annual loss from the five substations reached Rp 7,338,782. After the implementation of load balancing, the total loss was significantly reduced to Rp 1,232,819. This study proves that load balancing is a highly effective method, achieving a total potential financial savings of Rp 6,105,963 per year, accomplished through the reduction of neutral current and an overall increase in system efficiency.