Dalam proses penyaluran energi listrik tidak luput dengan adanya jatuh tegangan dan
susut daya, jatuh tegangan dan susut daya masih menjadi permasalahan yang serius dalam
proses penyaluran energi listrik, jatuh tegangan dan susut daya bisa disebabkan oleh
banyak hal, seperti jarak penghantar yang terlalu Panjang, beban berlebih, pemasangan
sambungan penghantar yang kurang baik. PT PLN (Persero) memberikan batas tolerasi
terhadap jatuh tegangan Berdasarkan SPLN No. 1 Tahun 1995, PT PLN menetapkan
standar toleransi untuk jatuh tegangan atau drop voltage yang diperbolehkan, yaitu -10%
hingga +5% dari tegangan sumber 1 fasa ke netral sebesar 220 V, dengan rentang nilai
tegangan pelayanan antara 198 V - 231 V. (PT. PLN, 1995). Pada penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, dimana untuk pengambilan data dilaksanakan di PT
PLN (Persero) ULP Bantul. Setelah dilakukan pengukuran tegangan pelayanan pada tiap
tiap pelanggan didapatkan pelanggan yang memperoleh tegagan pelayanan di bawah 198
V, dan dilakuan perhitungan besarnya susut daya sebesar 648,911 Watt yang disebabkan
oleh beberapa factor. Maka dilakukanlah perbaikan JTR dengan penambahan JTR,
melakukan pembagian beban, dan melakukan penataan ulang tarikan SR deret. Setelah
dilakukan perbaikan JTR dilakukanlah pengukuran kembali, terukur sudah tidak ada
pelanggan yang memperoleh tegangan pelayanan di bawah 198 V dan dilakukan
perhitungan besarnya susut daya setelah perbaikan JTR sebesar 65,39 Watt.