Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman dengan era globalisasi,
perkembangan teknologi dan industri-industri besar yang menggunakan energi listrik pun
semakin meluas sehingga kebutuhan listrik setiap tahun terus meningkat. Namun Sistem
distribusi 20 kV juga tidak terlepas dari gangguan yang dapat mengganggu kontinuitas
penyaluran dalam pendistribusian aliran daya listrik ke pelanggan. Dengan menggunakan
metode minim padam dapat meminimalisir waktu lamanya pemadaman pada kegiatan
penggantian transformator 20 kV dan dapat mengurangi ENS (Energy Not Supplied).
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif
dengan langkah pengambilan data pada PT.PLN (Persero) UP3 Lenteng Agung dan
melakukan perhitungan untuk mengetahui berapa ENS atau energi tak tersalurkan dan
kerugian materi yang dialami oleh PLN. Dalam perhitungan, Persentase penurunan durasi
padam setelah penerapan metode minim padam untuk pengerjaan penggantian
transformator 20 kV pada gardu PM 225 yaitu sebesar 87,5%, untuk gardu PM 216 yaitu
sebesar 87,2%, untuk gardu RG 176 yaitu sebesar 85,7%, untuk gardu PM 227 yaitu
sebesar 89,6%, dan untuk gardu PM 204 yaitu sebesar 91,1%. Sedangkan hasil ENS pada
kegiatan penggantian transformator 20 kV dengan menggunakan padam total gardu PM
225 jumlah energi terselamatkannya sebesar 856,91 kWh dan keuntungannya yaitu
Rp1.237.979. Kemudian untuk gardu PM 216 energi terselamatkannya sebesar 883,7
kWh dan keuntungannya sebesar Rp1.276.724. Kemudian pada gardu RG 176 jumlah
energi terselamatkannya sebesar 803,84 kWh dan keuntungannya sebesar Rp1.161.307.
Pada Gardu PM 227 jumlah energi teselamatkannya sebesar 974,73 kWh dan
keutungannya yaitu Rp1.408.192. Pada gardu PM 204 jumlah energi terselamatkannya
sebesar 917,9 kWh dan keuntungannya adalah Rp1.326.090. Dapat di jumlahkan untuk
keuntungan yang didapatkan PT. PLN (Persero) dari penggunaan metode minim padam
pada pengerjaan penggantian trafo 20 kV pada tahun 2022 sebesar Rp6.410.292