Beton merupakan kosntruksi bangunan yang paling sering digunakan di Indonesia. Lebih dari 60 % proyek pembangunan konstruksi di Indonesia menggunakan beton. Komposisi dari bahan pembuatan beton yang menggunakan bahan-bahan dasar seperti agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Untuk mengurangi penggunaan pasir dan kerikil, penelitian ini memanfaatkan limbah beton dan bottom ash untuk digunakan sebagai bahan subtitusi dari agregat. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah beton 30% dari jumlah agregat kasar dan bottom ash sebanyak 0%, 15%, 30%, dan 45% dari jumlah agregat halus dan direncanakan sesuai dengan SNI 7656 2012, dengan slump 75-100 mm. Parameter pengujian adalah kuat tekan, slump test, absorpsi beton, untuk pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari, sedangkan pengujian absorpsi dilakukan pada hari ke 28. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tekan optimum terdapat pada variasi limbah beton 30% dari jumlah agregat kasar dan bottom ash 30% dari jumlah agregat halus yaitu 27,177 MPa pada umur 28 hari dengan nilai absorpsi sebesar 3,581% dan nilai slump sebesar 8,80 cm. Kuat tekan terendah terdapat pada beton normal sebesar 25,01 MPa dengan nilai absorpsi sebesar 4,493% dan nilai slump sebesar 9,8 cm.

Concrete is the most frequently used building construction in Indonesia. More than 60% of construction projects in Indonesia use concrete. The composition of concrete making materials using basic materials such as coarse aggregate, fine aggregate, cement and water. To reduce the use of sand and gravel, this study utilizes waste concrete and bottom ash to be used as a substitute for aggregate. The variation used in this study is 30% concrete waste from the amount of coarse aggregate and bottom ash as much as 0%, 15%, 30%, and 45% of the total fine aggregate and is planned in accordance with SNI 7656 2012, with a slump of 75-100 mm. The test parameters were compressive strength, slump test, absorption of concrete, for testing the compressive strength at the age of 7 days, 14 days, and 28 days, while the absorption test was carried out on day 28. The results showed that the optimum compressive strength value was found in the variation of waste concrete. 30% of the amount of coarse aggregate and bottom ash 30%of the amount of fine aggregate is 27.177 MPa at the age of 28 days with an absorption value of 3.581% and avalue slump of 8.80 cm. The lowest compressive strength is found in normal concrete of 25.01 MPa with an absorption value of 4.493% and avalue slump of 9.8 cm.