PT. Antam Pomala adalah sebuah perusahaan pertambangan yang bergerak di bidang
pengolahan bijih nikel di Indonesia. Dalam operasinya, perusahaan ini menggunakan
peralatan yang membutuhkan sumber daya listrik yang cukup besar. Namun, penggunaan
peralatan tersebut seringkali menimbulkan masalah harmonisa yang mengakibatkan
kerusakan pada peralatan listrik. Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif komparatif
untuk menganalisis perbandingan peralatan mitigasi harmonisa. Dari hasil simulasi
menggunakan software ETAP nilai THDv pada bus Mtr Terminal 110 yaitu sebesar 6,38%
dan nilai THDi sebesar 12,16%. Setelah dilakukan mitigasi menggunakan Passive single
tuned nilai THDv menjadi 2,74% dan THDi sebesar 3,22%, kemudian mitigasi dilakukan
dengan trafo penggeser fasa sehingga THDv turun menjadi 5,94% dan THDi mengalami
kenaikan 12,68%, pada metode penggunaan reaktor nilai harmonisa mengalami penurunan
menjadi THDv 5,96% dan THDi mengalami kenaikan 12,36%. Berdasarkan hasil
perhitungan biaya pemasangan Passive single turned seharga Rp. 32.639.399,10 lebih
ekonomis. Maka dapat disimpulkan bahwasannya metode mitigasi Passive single turned
lebih efisien dan mampu meredam harmonisa THDv maupun THDi pada sistem kelistrikan
PT. Antam Pomala.