Pembangunan infrastruktur saat ini berkembang sangat pesat, misalnya dalam pembangunan jalan, jembatan, gedung dan sebagainya. Hingga saat ini, sebagian besar pembangunan infrastruktur di Indonesia menggunakan beton sebagai bahan konstruksi. Pada penelitian ini digunakan bahan lateks sebagai bahan tambahan dari berat total semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan, kuat tarik belah dan serapansetiap penambahan lateks dari jumlah semen. Persentase penambahan lateks yang digunakan ditetapkan sebesar 0,75% untuk setiap variasi. Dan pada penambahan kawat bendrat sebagai bahan tambah agregat halus dengan variasi yang digunakan antara lain 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Pengujian dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari untuk kuat tekan dan kuat tarik dan juga 28 hari untuk daya serap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan campuran lateks dan kawat bendrat dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik beton normal. Hasil kuat tekan yang dihasilkan pada umur 28 hari berturut-turut adalah 25,01 MPa, 25.946 MPa, 26.32 MPa, 27.64 MPa, 27.72 MPa, 25.66MPa. Sedangkan untuk kuat tarik belah beton normal adalah 2.524 MPa, 2.642 MPa, 2.713 MPa, 2.878 MPa, 2.902 MPa, 2.831 MPa. Daya serapnya adalah 0,328%, 0,332%, 0,485%, 0,725% dan 0,492%. Dari hasil tersebut nilai kuat tekan tertinggi pada umur 28 hari terdapat pada dengan penambahan kawat bendrat 7,5% dari berat agregat halus dan lateks 0,75% dari berat semen dengan nilai kuat tekan sebesar 27,72 MPa. Sedangkan kuat tarik belah tertinggi pada variasi dengan penambahan 7,5% penambahan kawat bendrat dan lateks 0,75% dengan nilai 2,902 MPa.

Infrastructure development is currently growing very rapidly, for example in the construction of roads, bridges, buildings and so on. Until now, most of the infrastructure development in Indonesia uses concrete as a construction material. In this study, latex material was used as an added material from the total weight of cement. This study aims to determine the compressive strength, split tensile strength and absorption of each addition of latex from the amount of cement. The percentage of the addition of latex used is fixed at 0.75% for each variation. And in the addition of bendrat wire as an added material of fine aggregate, the variations used include 2.5%, 5%, 7.5% and 10%. The test was carried out at the age of 7 days, 14 days and 28 days for compressive strength and 28 days for absorption. The results of this study indicate that the addition of a mixture of latex and wire bendrat can increase the compressive strength and tensile strength of normal concrete. The results of the compressive strength produced at the age of 28 consecutive days are 25.01 MPa, 25.946 MPa, 26.32 MPa, 27.64 MPa, 27.72 MPa, 25.66 MPa. As for the split tensile strength, normal concrete is 2.524 MPa, 2.642 MPa, 2.713 MPa, 2.878 MPa, 2.902 MPa, 2.831 MPa. The absorption is 0.328%, 0.332%, 0.485%, 0.725% and 0.492%. From these results, the highest compressive strength value was found in variation 5 with the addition of 7.5% bendrat wire and 0.75% latex from the total weight of fine aggregate with a compressive strength of 27.72 MPa. Meanwhile, the highest split tensile strength is in variation 5 with the addition of 7.5% the addition of bendrat wire and 0.75% latex with a value of 2.902 MPa